Mohon tunggu...
Guy Kusnandar
Guy Kusnandar Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kebutuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Misterius

11 Februari 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:47 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kang, iyeu aya Iman, minta tolong bantuan ke rumah misterius ce na”
“Ooh mangga atuh” jawabnya tersenyum ramah sambil menatap istrinya dan Iman.

“Iyah Mang Juhri, kebetulan ada pendaki yang terkunci di dalam rumah itu”
“Oo kitu, sok atuh kita ke atas” sahutnya bergegas sambil menggotong setandan pisang yang baru dipanennya itu.

Iman dan Mang Juhri kemudian bergegas mendaki setelah dia berganti pakaian dan menyimpan hasil kebun di dalam rumahnya.

“Langit udah gelap, sepertinya mau turun hujan lagi, nak Iman”
“Iyah Mang” jawab Iman singkat ketika mereka bercakap-cakap dalam perjalanan pendakian menuju Posko Cibereum itu.

“Mang Juhri, saya mau tanya, kenapa sih dinamakan cibereum?
“Oooh, critanya gini, dulu pada waktu jaman perjuangan, sekelompok pejuang pada dini hari mengadakan perjalanan untuk bergerilya menuju kota Bogor, tapi perjalanan itu dibocorkan oleh penghianat kepada Tentara Belanda, lalu akhirnya mereka disergap disungai itu”
“Trus ?”
“Mereka diberondong habis, hingga darah mereka menjadikan aliran sungai itu merah bercampur darah”
“Astagaaaa !” suara spontan Iman terkejut mendengarkan cerita itu.

“Nah, sejak kejadian itu, para pejuang menamakan tempat itu cibereum” lanjut Mang Juhri

Iman terdiam membayangkan cerita itu sambil terus mendaki di belakang langkah Mang Juhri yang terlihat masih kuat menanjak dengan lincah dikaki gunung Gede tersebut.

Sayup-sayup terdengar suara obrolan Rangga yang terbawa angin hingga ketelinga mereka. “Sebentar lagi kita sampe, nak Iman” kata Mang Juhri ditengah keheningan mereka.
“Benar Mang, mereka menunggu kita di halaman rumah misterius itu”

“Assalamu alaikum” suara Mang Juhri memberi salam pada Rangga dan yang lainnya di halaman tersebut.
“Wa alaikum salaam” jawab mereka kompak.

“Kumaha keadaannya nak Rangga?” tanya Mang Juhri “Iyah Mang Juhri, di dalam rumah itu, menurut mas Ical ada dua orang teman pendakinya yang terkurung, kami minta tolong Mang Juhri untuk mengeluarkan mereka” jawab Rangga ramah.

Kemudian pandangan Mang Juhri menoleh ke arah rumah tersebut. Dia terdiam sambil terus meneliti rumah itu dengan pandangan tajam.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun