“Satu-satunya cara untuk membuat July lebih tenang dan bisa tertidur, aku harus mengalihkan pembicaraan pada sesuatu yang menyenangkan” suara hati Ferdi saat itu.
“July”
“Ada apa mas”
“Boleh aku mengutarakan sesuatu?”
“Apa itu?”
“Aku ingin jadi pacar kamu”
July menatap dalam-dalam pada mata Ferdi seolah ingin mengatakan “aku juga”.
“Kamu memang harus jadi pacarku mas”
“Harus ??, memangnya kenapa?”
“Kamu sudah melihat tubuhku” sahut July dengan wajah bahagia sambil memandang Ferdi.
Ferdi tersenyum geli sambil memandang wajah July begitu juga dengan dirinya, membalas dengan senyuman genit pada Ferdi. Dan perlahan July mulai memejamkan mata dengan senyuman bahagia sambil memeluk Ferdi. Beberapa menit kemudian mereka hening tak sadarkan diri tertidur pulas di depan perapian tersebut.
Chapter 6
Hari mulai terang, kabut dingin berangsur hilang dari pandangan karena terbakar mentari pagi yang mulai bersinar. Agus, Deni, Ical dan Arfan yang tertidur di Posko tim SAR satu per satu bangun dari tidurnya.
Mereka bermaksud akan mencari Ferdi dan July yang belum turun dari Puncak Gunung tersebut akibat hujan deras yang turun tadi malam. Teman-teman pencinta alam lainnya sudah diperintahkan pulang ke rumah masing-masing, kemarin sore.
Agus berinisiatif meminta bantuan tim SAR sebagai antisipasi bila terjadi hal buruk pada Ferdi dan July. “Kita sarapan ringan dulu setengah jam sebelum mencari mereka ya” saran Agus pada teman-temannya yang masih terduduk di lantai memikirkan Ferdy dan July.
“Okeh kami siap sekarang mas Agus” sapa salah satu dari empat anggota tim SAR yang akan membantu pencarian itu ketika menghampiri Agus dan timnya yang telah selesai sarapan.
“Baik mas Rangga, trus strateginya gimana?”
“Kita akan focus pada tempat-tempat yang mungkin dapat digunakan mas Ferdi untuk berteduh”
“Kalau ga ketemu juga?”
“Kita akan sisir lokasi-lokasi yang curam atau kemungkinan dapat terjadi kecelakaan”