Mohon tunggu...
Guy Kusnandar
Guy Kusnandar Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kebutuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Misterius

11 Februari 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:47 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dia menyembunyikan Ferdi dan July di dalam rumah itu” suara Ical sedikit keras.

“Mas Rangga tahu, siapa Nenek itu” tanya Agus sambil bergidik.
“Mungkin dia yang disebut sebagai bi Sumi oleh warga sekitar, jaman dulu kala dia sebagai pembantu di rumah itu kemudian mayatnya ditemukan dalam keadaan tergantung didepan pintu salah satu kamar, konon katanya digantung oleh Tentara Jepang” jawab Rangga panjang lebar.

“Bukan!, itu Jin jahat yang menyerupai” celetuk Ical tiba-tiba.
“Trus kita harus gimana nih?” tanya Agus terlihat panik.

Rangga menatap pada Iman, salah seorang rekannya. “Man, lu turun, bawa Mang Juhri ke sini”
“Oke” jawab Iman sebelum lari bergegas turun dari tempat itu.

Mang Juhri adalah ‘orang pintar’ yang mampu berkomunikasi dengan mahluk gaib, dia kerapkali dimintakan bantuannya oleh Tim SAR gunung Gede tersebut. Orangnya ramah dan bertubuh kuat meski usianya telah lima puluh tahun.

“Ferdi dan July tidak akan mendengar suara kita, karena rumah itu telah diselimuti sesuatu yang gaib” suara Ical kembali ditengah keheningan mereka beberapa saat.

Rangga mendengarkan Ical sambil mengangguk pelan memahami situasi yang tengah mereka hadapi itu.

Chapter 8

Selain sebagai kuncen gunung Gede, Mang Juhri yang dikenal ramah dan sederhana oleh masyarakat sekitar juga bisa mengobati kerusupan yang sering dialami warga desa tersebut.

Kehidupannya sehari-hari adalah berkebun singkong dan buah pisang di lahan belakang rumah yang luasnya sekitar seribu meter persegi.

Pagi itu Mang Juhri sedang menebang beberapa pohon pisang yang telah siap panen di tengah-tengah kebunnya saat Iman dan Istrinya mendatanginya ke tengah kebun tersebut.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun