Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kembali ke Barat

6 Januari 2020   17:19 Diperbarui: 6 Januari 2020   17:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya."

"Airnya ambil di galon."

Di samping kiri kompor gas terdapat sebuah dus berisi kopi. Di samping kanan terdapat alat pemanas atau pendidih bertenaga listrik 300 watt.

Saya mengambil cangkir, mengisi kopi, dan meletakkan di atas kompos gas yang tidak berfungsi. Kemudian mengambil alat pemanas untuk saya isi dengan air.  

Di samping kitchen zink terdapat sebuah galon air. Saya mengambil alat pemanas, membuka tutupnya, menuangkan air dari galon, lalu mencolokkan kabelnya ke stop kontak di dinding samping kompor.

Beres, pikir saya sambil kembali ke kursi dekat Sarwan.

Saya menanyakan pada Sarwan perihal surat kontrak, jadwal pekerjaan (time schedule) , rencana anggaran biaya, gambar kerja, dan seputar urusan dokumen pekerjaan lainnya. Saya ingin menyiapkan pikiran untuk bekerja, apalagi Sarwan pernah menyiapkan posisi saya sebagai "tangan kanan"-nya.

"Tidak usah susah, Ji. Kerja denganku, santai aja."

***

Sejak tiba di rumah Sarwan hingga ngobrol sana-sini, saya sama sekali tidak melihat adanya berkar-berkas yang berkaitan dengan pekerjaan. Tidak ada struktur organisasi di lapangan. Saya semakin heran dan agak bingung.

Bagaimana menghitung progress, bobot atau prestasi pekerjaan, ya? Bagaimana Sarwan membuat progress pekerjaan sekaligus penagihannya? Saya tidak mengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun