Mohon tunggu...
Funy Febrianti
Funy Febrianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerpen "Umi Kalsum"

22 Januari 2018   21:26 Diperbarui: 22 Januari 2018   22:02 5955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

-Kenapa malamini kau tak dijemput?

-Kaulah sekarang yang menjemput kami.

Bayang-bayang panjang mengikuti kami sepanjang jalan itu.Latifah masih juga diam. Kepalanya tunduk seperti ikut merasakan perasaan kami. Memang ia gadis pemalu. Tidak seperti adiknya.

-Maafkan aku

tiba-tiba kudengar suara Umi lagi, seperti musikmerdunya. Di luar dugaan, dari arah yang kami tuju, kulihat sesosok tubuh manusiaberdiri tegak di tepi jalan itu, yang tak jauh lagi dari rumah Umi.Ketika Latifah dan Umi melihat orang itu tiba-tiba muka keduanya jadi pucat dan hampir menjerit.

Kami berhenti beberapa langkah dari orang itu tiba-tiba menghampiri kedua gadis itu.Dan tanpa bicara lebih dulu selayang tangan kulihat menimpa kepala Umi, selayang lagi pada Latifah.Keduanya menjerit lalu berlarian masuk ke rumahnya.

-Bangsat! Siapa kau?Bentak orang itu, ketika berpaling ke arahku. Setengah takut akupun menjawab:

-Saya teman Umi dan Latifah. Tiba-tiba benciku timbul pada haji yang murah tangan itu.

-Cucu ishak itu?

Aku mengangguk

-Kenapa kau berani omong-omong  sama anak-anakku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun