Mohon tunggu...
Funy Febrianti
Funy Febrianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerpen "Umi Kalsum"

22 Januari 2018   21:26 Diperbarui: 22 Januari 2018   22:02 5955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

-Sudah sejauh itu dugaanmu, Nab? Itu tak benar.Aku selalu suka padamu.Tapi tiba-tiba aku kehilangan pegangan.Dan terbayang di mataku nasib Amran anak petualang itu.Lalu aku ingat kembali Percakapanku dengan Ichwan di langgar dulu.

-Zainab, kita masih kanak-kanak, sambungku menghilangkan yang mustahil .

-Lantas?

-Kita tak boleh meneruskan ini.

-Mengapa? Ayahku sudah mengatakan itu pada kakekmu, bukan?

-Aku tahu

-Kau tak mau? Tapi kau betul mencintai aku, ya?

-Aku tak tahu. Tak tahu....ya Zainab

Kami yang kebingungan itu tiba-tiba merasa ada sesuatu yang meliputi pikiran kami masing-masing.Jalan di muka rumahku ramai orang-orang yang mau pergi sembahyang ke langgar, sore itu.Waktu menjelang asar.Santri-santri hilir-mudik dengan bawaan masing-masing.

-Kau tak pulang mandi, Nab?.Ia berpaling dan melihat aku tajam-tajam.

-Baiklah kita sampai di sini dulu ,Nab. Tak baik dilihat orang, kita berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun