"Non ? " Suara wanita paruh baya dengan diiringi ketukan pintu.
"non, sudah waktunya makan,ayoo turun,tuan sudah menunggu dibawah"
" Bibi turun duluan saja,aku segera menyusul" sahut ku
Wanitu itu adalah Bi Inem pembantu ku dari aku masih kecil,Ia bagaikan ibu kedua bagiku setelah ibuku tiada. Benar,ibuku sudah terlebih dahulu meninggalkan ku untuk selamanya, saat itu hatiku hancur meskipun aku belum mengerti kenapa ibu disimpan didalam kubur.
Kini aku hidup dengan Ayahku,kami tinggal di sebuah rumah yang cukup terbilang besar nan mewah,tentu dengan di temani oleh pembantu ku yang merawat ku sejak kecil.
Ayahku adalah cinta pertama ku,namun tidak dengan kasih sayangnya, ia susah sekali membagi waktunya hanya untuk bermain denganku, yang dipikiran nya hanya kerja,kantor,dan clien. Tak pernah ada aku di dalam pikirannya, tapi ya sudahlah,mau bagaimana lagi? Dia bekerja untuk menghidupiku juga.
Aku mempunya 2 orang sahabat bernama aleeaa dan abel, dia temanku yang paling dekat denganku, karna tidak ada lagi teman yang mau dekat denganku.
Menyedihkan,tapi itulah aku -aluna si aneh- itu sebutan teman teman sekolahku, dari waktu aku sekolah dasar hingga sekarang menengah atas aku tetap di sebut sebagai aluna si aneh.
Cukup aneh dan tidak asing bagiku, aneh karna aku tidak tahu mereka menyebutku aneh karna apa,dan tidak asing bagiku karena mereka sering menyebutku dengan sebutan-aluna si aneh.
 Mereka sering mempertanyakan mengapa aku sering terlihat berbicara dengan benda benda,ataupun sekitaran yang kosong,padahal jelas jelas aku  berbicara dengan orang sebayaku tentunya.
 Termasuk kedua sahabatku mereka sering merasa bingung,tatkala aku berbicara dengan salah satu teman seperti sekarang ini.
" Nanti luna tunggu di halte depan,kalo mau bareng pulang nya ayo sama sama" ucap aluna dengan senyum riangnya
"Lun" tepukan alea menyadarkan aluna
"Kamu bicara sama siapa lun?" Tambah alea
"Kamu engga lagi sakit atau halu kan lun?" Tanya abel