Pada dasarnya, birahi tanpa kode moral tidak bisat diuraikan dalam pluralitas kesenangan. Fiksi memalsukan kode moral, dimana sensasi rokok dinikmati oleh si perokok akan dibungkam dalam kelelapan pikiran; obyek kesenangan sebagai obyek pengetahuan sangat memungkinkan bebas mengalir sebagai gagasan setelah selera humor yang tinggi tertelan oleh produksi hasrat.
Kita menciptakan diri kita sendiri hanya untuk tidak melepaskan citra artifisial, karena ia selalu muncul dalan kesenangan yang tertanam dalam ingatan, di setiap titik celah menjadi pemujaan atas tubuh yang indah.
Dalam kenikmatan, cita rasa dipoles daya tariknya melalui tubuh. Ia membenturkan tubuh, menuju diskursus dan penampilan biasa kita. Godaan akhirnya menghilang dalam tekanan luar, tatkala tubuh modern tidak tersembunyi lagi setelah dikhutbahkan oleh Descartes, Spinoza dan Husserl.
Oleh karena itu, fiksi dan citra sensual mengalir melalui Cogito Cartesian setelah tergoda untuk keluar dari tubuh, mimpi, dan suara akibat ingar-ingar malam, tatkala bayangan tubuh diserap dan dipancarkan keluar dengan jarak lintas yang tertandai. Seperti tubuh, tanda melintasi virtualitas, fenomena atau benda-benda baru.
Kita perlu memasuki sekaligus bisa diserempet bahaya dari permainan tanda. Setiap tanda memungkinkan berada dalam ’pembacaan’ dan ’penulisan’ sebagai pintu masuk kegairahan.
Singkatnya, sistem pengetahuan menjadi sistem penubuhan cair terdiri dari citra pikiran, emosi dan asal-usul kenikmatan (melalui teknologi, sosial, politik, ekonomi) terhalangi oleh strategi dan program penubuhan yang buta dan menipu dirinya sendiri.
Sedangkan penubuhan kuno menyangkut serangkaian citra pikiran dan tindakan manusia, meliputi hirarki kuasa, formalisme, dogma, takhyul, dan jaringan organisme akan ditumpahkan keluar. Permukaan gambar, warna dan gestur; penempelan atau tiruan diintrumentalisasi sampai putaran waktu menggilas kita.
Tetapi, untuk keperluan, setiap dandanan erotis didukung dengan bau, warna atau rasa apapun seperti hasil sensasi.
Dalam hiruk-pikuk wujud alamiah merupakan ujian terberat dalam teka-teki wujud aktual yang digiring dalam ”wujud virtual” menuju satu permainan tanda kenikmatan puncak.
Wujud alamiah dan wujud virtual bakal menjadi sesuatu yang baru di balik benda-benda di sekitar kita. Atas nama ketelitian yang tenang, suatu permainan tanda yang baru memantulkan obyek-obyek atau citra-citra.
Kita perlu mengungkapkan sebagian dari nilai surplus kekerasan pikiran dan kekerasan bahasa. Tidak ada ruang kosong bagi khayalan tanpa batas dalam kehampaan materi. Obyek yang bisa dipikirkan untuk menyelami gejala-gejala awal kehampaan materi. Pada taraf penanda belaka, kebebasan berpikir hanyalah sebagai teror-teror mimpi.