Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Aku Tidak Tahu, Mengapa Tulisanku Sulit Dipahami?

30 Juli 2024   12:33 Diperbarui: 4 November 2024   09:58 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keseluruhan obyek tanda yang menggambarkan sebagai sesuatu yang mengalir. Katakanlah, malam yang mengalir terus-menerus dengan kekerasan malam silih berganti dengan siang sebagaimana air mengalir sebagai sumber tanda kehidupan.

Contohnya, gejala air sungai tercemar karena limbah beracun (obyek/pabrik) mensubordinasi manusia, dan kebenaranpun mengilusikan dunia sebagai kekerdilan jiwa yang dapat dimaafkan akibat kecenderungan dan kekuatan diri berlangsung tanpa akhir, dipandang sebagai jalan buntu bagi tanda kehidupan.

Karena itu, keberadaannya sudah pasti produksi sosial (ah, tanpa rekayasa pluralitas, subyek dan obyek: nelayan dan perahu) dapat menyingkapkann daya hidup dengan ”celah”, ”lekukan” dan ”saluran” dari obyek (sungai untuk menangkap ikan, air minum, obyek parawisata, dan sebagainya), sebagaimana obyek hasrat dari hirarki tubuh secara terbuka bagi tanda.

Tergerusnya sensasi luar berarti cermin pasca-penubuhan dalam kegairahan yang sesaat. Ia mengangkat ketidakstabilan demi ketidakstabilan makna dengan mempertimbangkan teks tertulis untuk mengatakan sesuatu. Kewaspadaan pada ketidaksadaran lebih dekat dengan monster; ia bukan kedalaman dari ’diskursus’.

Tidak ada kerahasiaan melankoli asal-usul, karena kita meniadakan suatu percepatan aliran dunia absurd demi mengacaukan ’narator’. Menyingkap rahasia, ketika kita mengajukan pertanyaan. Saya kira, tidak ada pertanyaan dan sia-sia memang mengajukan pertanyaan dengan tulisan ecek-ecek ini (izin saya, ketawa sedetik saja!).

Selama ini pertanyaan yang sering mengemuka yang terkait dengan ketulusan, diantaranya masih adakah subyek gairah ketika kondisinya tidak lagi menguntungkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya? Apakah itu tubuh-erotis? 

Dapatkah kita bertahan hidup meskipun ”cinta atas tubuh libinal yang pucat” kita korbankan demi melayani egosentris alam? Ataukah prinsip kesenangan dan ”hiruk-pikuk pemikiran ilmiah” tidak berhubungan sama sekali dengan canda tawa dan kematian yang tertunda? 

Sampai saat ini, pengetahuan tentang hasrat dan tubuh-tubuh yang berkaitan dengan tanda-tanda kehidupan bisa disesuaikan dengan cara wujud dan cara berpikir melebihi mekanisme. Kita tidak mempersoalkan lagi tanda apakah mendahului atau didahului sesuatu. 

Anda bebas bermain melebihi kedua cara tersebut. Sisanya, akumulasi intelektual yang dimaksud adalah ’permainan’, yang menuntut segera membuka diskursus dan perubahan.

Nah, untuk menghindari keterperangkapan tersebut, dimana kita melewati kehidupan kritis yang luas karena kelahiran ”tanda hasrat” sebagai akhir dari ”insomnia pikiran” yang terhubung dengan struktur kenikmatan optimum. Aliran produksi rasa lezat yang ditukarkan dengan daya tarik artifisial sebagai ‘perbedaan’, yang ditampilkan menjadi dua taraf, yaitu jejak-jejak disebut ’permukaan’ menjadi gairah kehidupan. 

Anda bisa melihat, bahwa rangkaian-rangkaian disebut ‘selingan hidup’ yang menggoda melalui hasrat dan tubuh-tubuhnya yang terkontrol. Lalu, dunia menyediakan pilihan-pilihan mengarah pada ’gaya bebas’ akan menjadi sebuah tatanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun