Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Aku Tidak Tahu, Mengapa Tulisanku Sulit Dipahami?

30 Juli 2024   12:33 Diperbarui: 21 Agustus 2024   15:05 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hasrat, ia selalu berhadapan dengan sintesa, bukan analisis, karena analisis lebih meyakinkan pembujukan pikiran dan sintesis lebih bercorak fenomena nafsu dan tubuh.

Kini, melihat suatu gairah tubuh yang fantastis dan rapuh. Berdasarkan hirarki ujaran dan sedikit dusta di hadapan tanda sebagai prasyarat dari suatu ’tubuh yang direnungkan’. 

Berlainan dengan proses perkembangan nafsu di bawah permukaan citra tubuh, ketika tubuh libidinal terlucuti sebagian tubuh, tidak terlacak penyebabnya (meskipun penyakit mental disentuh dengan terapi medis). 

Pada umumnya, berdasarkan perkembangan fenomena nafsu, ruang-ruang benda dan mimpi mendapat ditangkap oleh indera sensorik dan didukung oleh taraf pembacaan. 

Sementara itu, sensasi paling dalam sedapat mungkin mengimbangi benda-benda. Kesatuan paradoks, maka stimulasi pikiran kritis atas sisi birahi gelap secara spontan meledak ”ke dalam,” ia menggelar ”tanda kontemplasi dini” atas bisikan yang mengitarinya dari seluruh penjuru. Terkuaknya ruang pengetahuan adalah sebagian dari bentuk-bentuk permukaan dari luapan tubuh.

Tetapi, kemaujudannya tidak memahami  apa yang terjadi pada sesuatu melalui pikiran dan sensibilitas perasaan berarti pembutaan sistemik. Pada dasarnya obyek menurut indera kita tidak mungkin dijadikan dasar penetapan tindakan sewenang-wenang kepada aliran hasrat antara celah dan tingkat kevalidan sehingga citra  dengan salinan yang teracak. 

Sementara, obyek yang luas menandakan daya yang sangat memadai untuk ditafsirkan sebagai makhluk rasional atas alam empiris, tanpa tiruan dan tanpa permainan. 

Sekalipun benda-benda dapat digambarkan dan diperlakukan dengan pikiran, tetapi secara citra juga akan berada dalam kondisi tertentu. Godaan yang mengenyampingkan pikiran. 

Karena kenikmatan yang dialami membebankan jejak-jejak melalui tubuh. Namun demikian, ada sesuatu yang tidak dapat disepelehkan, yakni produksi birahi lahir menjadi daya pesona, atau akhir pertukaran dan ’penerobosan’ sebagai obyek nyata dari daya kritis yang tidak hanya memiliki pengetahuan dibentuk oleh penggali ’situs-situs filsafat’. Agen tubuh sama sekali tidak memiliki subtansi dalam model hiperealitas cita rasa.  

Ironi, khutbah, teater kekerasan, dan  ilusi tidak dapat lagi dipalsukan. Kecuali penderitaan dan kesenangan sebagai titik tolak kedalaman selera yang kosong, sekalipun itu dianggap kondisi yang luar biasa.

Pada dasarnya, birahi tanpa kode moral tidak bisat diuraikan dalam pluralitas kesenangan. Fiksi memalsukan kode moral, dimana sensasi rokok dinikmati oleh si perokok akan dibungkam dalam kelelapan pikiran; obyek kesenangan sebagai obyek pengetahuan sangat memungkinkan bebas mengalir sebagai gagasan setelah selera humor yang tinggi tertelan oleh produksi hasrat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun