Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Aku Tidak Tahu, Mengapa Tulisanku Sulit Dipahami?

30 Juli 2024   12:33 Diperbarui: 30 Juli 2024   13:10 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Sekalipun benda-benda dapat digambarkan dan diperlakukan dengan pikiran, tetapi secara citra juga akan berada dalam kondisi tertentu. Godaan yang mengenyampingkan pikiran. 

Karena kenikmatan yang dialami membebankan jejak-jejak melalui tubuh. Namun demikian, ada sesuatu yang tidak dapat disepelehkan, yakni produksi birahi lahir menjadi daya pesona, atau akhir pertukaran dan ’penerobosan’ sebagai obyek nyata dari daya kritis yang tidak hanya memiliki pengetahuan dibentuk oleh penggali ’situs-situs filsafat’. Agen tubuh sama sekali tidak memiliki subtansi dalam model hiperealitas cita rasa.  

Ironi, khutbah, teater kekerasan, dan  ilusi tidak dapat lagi dipalsukan. Kecuali penderitaan dan kesenangan sebagai titik tolak kedalaman selera yang kosong, sekalipun itu dianggap kondisi yang luar biasa.

Pada dasarnya, birahi tanpa kode moral tidak bisat diuraikan dalam pluralitas kesenangan. Fiksi memalsukan kode moral, dimana sensasi rokok dinikmati oleh si perokok akan dibungkam dalam kelelapan pikiran; obyek kesenangan sebagai obyek pengetahuan sangat memungkinkan bebas mengalir sebagai gagasan setelah selera humor yang tinggi tertelan oleh produksi hasrat. 

Kita menciptakan diri kita sendiri hanya untuk tidak melepaskan citra artifisial, karena ia selalu muncul dalan kesenangan yang tertanam dalam ingatan, di setiap titik celah menjadi pemujaan atas tubuh yang indah.

Dalam kenikmatan, cita rasa dipoles daya tariknya melalui tubuh. Ia membenturkan tubuh, menuju diskursus dan penampilan biasa kita. Godaan akhirnya menghilang dalam tekanan luar, tatkala tubuh modern tidak tersembunyi lagi setelah dikhutbahkan oleh Descartes, Spinoza dan Husserl. Oleh karena itu, fiksi dan citra sensual mengalir melalui Cogito Cartesian setelah tergoda untuk keluar dari tubuh, mimpi, dan suara akibat ingar-ingar malam, tatkala bayangan tubuh diserap dan dipancarkan keluar dengan jarak lintas yang tertandai. Seperti tubuh, tanda melintasi virtualitas, fenomena atau benda-benda baru.

Kita perlu memasuki sekaligus bisa diserempet bahaya dari permainan tanda. Setiap tanda memungkinkan berada dalam ’pembacaan’ dan ’penulisan’ sebagai pintu masuk kegairahan.

Singkatnya, sistem pengetahuan menjadi sistem penubuhan cair terdiri dari citra pikiran, emosi dan asal-usul kenikmatan (melalui teknologi, sosial, politik, ekonomi) terhalangi oleh strategi dan program penubuhan yang buta dan menipu dirinya sendiri. Sedangkan penubuhan kuno menyangkut serangkaian citra pikiran dan tindakan manusia, meliputi hirarki kuasa, formalisme, dogma, takhyul, dan jaringan organisme akan ditumpahkan keluar. Permukaan gambar, warna dan gestur; penempelan atau tiruan diintrumentalisasi sampai putaran waktu menggilas kita. Tetapi, untuk keperluan, setiap dandanan erotis didukung dengan bau, warna atau rasa apapun seperti hasil sensasi.

Dalam hiruk-pikuk wujud alamiah merupakan ujian terberat dalam teka-teki wujud aktual yang digiring dalam ”wujud virtual” menuju satu permainan tanda kenikmatan puncak. Wujud alamiah dan wujud virtual bakal menjadi sesuatu yang baru di balik benda-benda di sekitar kita.  Atas nama ketelitian yang tenang, suatu permainan tanda yang baru memantulkan obyek-obyek atau citra-citra.

Kita perlu mengungkapkan sebagian dari nilai surplus kekerasan pikiran dan kekerasan bahasa. Tidak ada ruang kosong bagi khayalan tanpa batas dalam kehampaan materi. Obyek yang bisa dipikirkan untuk menyelami gejala-gejala awal kehampaan materi. Pada taraf penanda belaka, kebebasan berpikir hanyalah sebagai teror-teror mimpi.

Selanjutnya, pada taraf kegilaan, maka seluruh ketidaktahuan apa berakhir dalam hasrat untuk pengetahuan. Ia menjadi bola api yang siap membakar hal-hal yang dianggap sudah final dan mutlak. Kita melihat pertumbuhan tubuh semakin dekat dengan eporia penggandaan yang berlindung di balik perubahan palsu. Apa-apa yang menjadi penantang tubuh melebihi orgasme penikmat hanya seonggokan tubuh tanpa nafsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun