Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kenangan Edelweiss

3 Maret 2021   23:42 Diperbarui: 4 Maret 2021   00:59 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Sepenggal Kenangan Edelweiss. (peakpx.com)

"Saya memang bodoh ya, Wong! Mau percaya...."

"Tidak, Nit!"

"Tapi...."

"Kamu jangan bilang begitu."

"Sa-saya...."

"Kamu tidak salah berbuat begitu demi kebaikan orangtua kamu. Tapi alangkah baiknya kalau setiap hari ka-mu berdoa, supaya orangtua kamu dapat rujuk kembali. Itu lebih bagus ketimbang bersugesti dengan legenda edelwe-iss."

"Saya...."

"Saya turut prihatin atas prahara yang menimpa keluargamu. Tapi, saya harap kamu jangan terlalu sedih. Saya kira semua itu hanya cobaan hidup buat kamu!"

Saya lihat mata gadis itu berkaca-kaca. Sepasang ta-ngannya yang lampai menyentuh bunga-bunga edelweiss di atas meja. Seperti mengusap helai-helai berwarna putih ga-ding edelweissnya.

"Ta-tapi bunga-bunga ini...."

"Simpan di kamarmu sekembali ke Jakarta. Saya yakin, edelweiss itu pasti akan membuat ruang kamar kamu jadi lebih cantik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun