Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kenangan Edelweiss

3 Maret 2021   23:42 Diperbarui: 4 Maret 2021   00:59 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Sepenggal Kenangan Edelweiss. (peakpx.com)

Dan tentu Asep Suparman punya alasan untuk mengkhawatirkan kondisi yang tidak 'ngenakin' itu. Tentu saja. Bukan apa-apa sebenarnya. Tapi, seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada salah satu rombongan peserta tur, maka dialah yang pertama-tama digorok oleh pimpinan pihak travel di Jakarta!

Makanya, dia mendekati dan menceritakan perihal kelakuan ganjil Nita kepada saya. Saya langsung mengangguk paham. Untuk menyelami dasar hati gadis serupa arca itu, Asep Suparman tentu angkat tangan. Dan dia menyerahkan tugas moral itu kepada saya. Katanya, masalah gadis itu adalah level kawula muda. Sebab dia yang nyaris berkepala empat itu sudah tidak sinkron lagi kalau masuk ke dalam dunianya remaja.

"Saya serahin Nita sama kamu, Wong. Kamu kan ketua kelas. Ya, paling tidak kamu bisa mimpin anak-anak!"

Setelah menyerahkan tugas itu kepada saya, dia tampak sumringah dan dapat tertawa lagi seperti biasa. Bercanda dengan peserta tur cowok lainnya, yang saat itu sedang asyik bermain gitar dan gaple.

***

Saya dekati gadis pendiam itu. Duduk di sampingnya. Berdeham untuk menarik perhatian. Dia hanya mengangkat muka sekilas. Lalu mulai menundukkan kepalanya lagi.

"Tidak gabung sama teman-teman?"

Saya bertanya, lebih sekadar berbasa-basi. Entah harus ngomong apa dengan gadis serupa arca ini. Tentu sulit mencari kalimat yang tepat untuk mengajaknya berdialog. Jadi saya hanya melantunkan kalimat klise tadi.

Dia menggeleng.

Saya lihat sekuntum edelweiss berpot wadah bekas sabun colek di atas meja tamu kamarnya. Pasti miliknya. Bunga yang tumbuh di daerah dingin itu sebenarnya tidak terlalu indah di mata saya. Lain halnya kalau mawar atau anggrek. Tapi meski tidak seindah bunga-bunga hias, edelweiss merupakan bunga langka yang banyak diminati orang. Selain karena jarang, bunga tersebut juga memiliki nilai histori sendiri di kalangan pencinta bunga.

"Punya kamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun