Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kenangan Edelweiss

3 Maret 2021   23:42 Diperbarui: 4 Maret 2021   00:59 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Sepenggal Kenangan Edelweiss. (peakpx.com)

Tapi untung pagi ini amarahnya sudah padam. Saya lega. Anak-anak biang kerok sudah pula mengakrabi wanita empat puluhan itu.

Keceriaan datang kembali.

***

Perjalanan ke lautan pasir Bromo sudah dimulai fajar tadi. Asep Suparman, pemimpin tur -- salah seorang karyawan biro travel yang menyertai rombongan tur sekolah kami -- sudah menyipakan keperluan perjalanan plus sedikit wejangan agar tidak tersesat di rimba pasir malam kemarin.

Dan begitu weker berisiknya berdering pukul tiga, peserta tur yang asyik meringkuk dalam buain mimpi terpaksa harus bangun. Bergegas masuk ke dalam bis sebelum ditinggal sendiri. Para bidadari sudah on time pukul setengah empat pagi. Telah membungkus diri dengan sweater dan jaket setebal kasur!

Tiba di tujuan, Viona mulai beraksi dengan kudanya -- perjalanan ke tempat tujuan memang lebih aman dan cepat dengan menunggang kuda yang disewakan sekaligus dituntun sang kusir. Tanpa kesulitan, dia menapaki sanggurdi dan langsung duduk di pelana punggung kuda dengan entengnya.

Dipacunya kuda berlari tanpa dituntun oleh kusir penyewaan kuda. Agaknya gadis manis itu memang sudah terbiasa menunggang kuda. Dalam salah satu perannya di sinetron laga Brama Kumbara, Viona yang berperan sebagai Mantili memang diharuskan dapat menunggang kuda.

Nadya dan Yanthi masih seiring sejalan. Naik kuda juga beriringan. Tapi karena seumur-umur belum pernah naik kuda selain kuda troya, maka pagi itu juga mereka nyaris bikin stori. Kuda yang mereka tunggangi melompat karena kekangan yang kekencangan. Persis serupa kuda pacuan di arena lomba rintangan berkuda.

Untung mereka dituntun oleh kusir sehingga kuda tersebut menjinak. Manut oleh satu tepukan lembut sang kusir di kepala.

***

Bromo, 11.35 AM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun