Mohon tunggu...
Dinda Aryani
Dinda Aryani Mohon Tunggu... -

I like reading, writing, imagining and listening to music

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Cerita Cinta yang Hilang

29 April 2014   13:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jangan salah paham! Aku hanya sekadar ingin menjalin tali silaturahmi saja.”

Aku memberi tahu nomorku padanya. Setengah jam lamanya, aku dan Dika mengobrol dengan sangat asyik. Aku tak henti tertawa lepas saat mendengarkan cerita-ceritanya terutama cerita-cerita masa-masa SMA. Sepintas di hatiku; ada perasaan nyaman dengannya.

Di-ka. Sepanjang perjalanan pulang, nama itu masih terngiang-ngiang dalam pikiranku. Aku belum ingat benar siapa dia, tapi aku merasa seakan laki-laki itu pernah mengisi lembaran hidupku yang lalu. Seketika teringat kembali kata-kata yang Dika ucapkan: “... seseorang yang pernah teramat spesial dalam hidupmu?”

Dalam hidupku? Aku bertanya-tanya dalam hati. Tanpa sadar, tersungging seulas senyuman kecil di wajahku.

***

Jarum jam terus berputar. Hari berganti hari. Kehidupanku di rumah bersama Rio masih tetap sama; flat. Walaupun Rio berusaha sekuat harapannya memulihkan ingatanku, tapi aku masih belum bisa mengingat. Sementara, di sisi lain, Dika sering mengirim pesan ke nomor hape-ku, baik itu hanya sekadar menanyakan sedang apa, sudah makan belum dan tak jarang juga dia mengajakku ketemuan. Aku tak pernah menolak. Biasanya kami hanya mengobrol di taman, tempat kami waktu itu bertemu. Sama seperti Rio, Dika juga mencoba membantuku memulihkan ingatanku. Dia membantu mengingatkanku tentang kisah kita. Bukan! Bukan kisah aku dengan Rio! Tapi, kisah aku dengan dirinya. Kisah kita di masa SMA. Dan suatu hari, saat aku sedang bersama Dika, menikmati ice cream di taman, seketika muncul kilasan momentum seperti ini yang pernah hadir di masa laluku dan kembali teringat di dalam otakku. Kemudian kilasan-kilasan kejadian lain di masa laluku berkelebatan, kejadian-kejadian pendek yang indah dan manis bersama Dika – bak rekaman-rekaman video pendek yang diputar dalam otakku. Dan, aku sekarang ingat, ternyata, Dika adalah .....

Mantan pacarku sewaktu aku duduk di bangku SMA!

Pantas, mengapa selama ini, setiap bersama dengannya aku merasa bahagia dan nyaman. Tunggu! Yang aku tidak mengerti, lalu mengapa kita bisa putus, dan mengapa aku malah menikahnya dengan Rio, bukan dengan Dika? Tidakkah seharusnya aku menikah dengan Dika?

“Kau sudah ingat, ya?”

“Ya, ternyata, kamu itu mantan pacarku?”

“Ya! Benar sekali.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun