Aku melepas pelukkannya.
“Kau sudah ingat?” tanyanya
“Sedikit.” Ujarku.
“Hanya sedikit dari sekian banyaknya cerita cinta kita. Kilasan-kilasan kisah masa laluku tiba-tiba muncul dalam otakku bagai rekaman video yang diputar ulang, itu pun hanya sepotong-sepotong.” Lanjutku.
“Tak apa,”
“Aku yakin, suatu saat kau akan ingat kembali cerita cinta kita.”
“Maukah kau membantuku memulihkan kembali ingatanku?”
“Tentu. Kenapa tidak?” ujarnya sambil tersenyum.
Aku ikut tersenyum.
Kini, aku tahu mengapa aku bisa mencintai laki-laki yang ada di hadapanku saat ini. Kesabaran dan ketulusan cintanya-lah yang membuat aku melabuhkan cintaku padanya. Walau aku belum sepenuhnya ingat masa-masa kisah asmara aku dan dia, tapi saat ini aku mulai merasa bahagia dan nyaman bersamanya.
Aku dan dia memandang langit. Di sana, terukir sebuah cerita cinta. Cerita cinta yang baru. Aku mulai dari awal lagi. -selesai-