Mohon tunggu...
Dinda Aryani
Dinda Aryani Mohon Tunggu... -

I like reading, writing, imagining and listening to music

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Cerita Cinta yang Hilang

29 April 2014   13:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Laki-laki. Jangan salah paham. Dia bukan siapa-siapa” elakku

“Tidak. Ya sudah, aku ijinkan.” Ujar Rio.

“Hmm, kalau kau ada apa-apa, telepon aku, ya?” lanjutnya.

“Ya. terima kasih.”

Aku ke luar dari rumah. Di luar, cuaca panas menyengat. Matahari bersinar terik, membuatku tak henti-henti meneteskan bulir keringat di tubuhku. Kepalaku menunduk ke bawah dan kedua mataku menatap aspal jalanan seolah aku sedang menghitung derap langkahku. Akanke manakah aku? Ke taman? Tidak. Dika tidak akan mungkin ada di sana panas-panas seperti ini. Lagi pula kalau ke taman, dia pasti mengajakku, tidak mungkin pergi sendirian. Lalu, akan ke manakah tujuanku berjalan? Oh, aku tahu! Aku akan ke kosannya Dika saja. Aku pernah diajak main ke kosan Dika. Aku hafal benar jalan menuju ke sana dan itu hanya membutuhkan waktu 10 menit dari taman.

Aku berjalan terus mengikuti arah yang kuingat menuju kosan Dika. Tak lama, sampailah aku di depan sebuah rumah susun bertingkat dengan cat berwarna abu-abu. Kamar kosan Dika terletak di lantai dasar, di paling ujung koridor rumah itu. Aku masuk ke dalam dan menyusuri koridor, melewati kamar demi kamar kosan. Dan, sampailah aku di ujung koridor tepatnya di depan pintu kamar kosan Dika. Pintu kamar yang bercat warna putih dan beberapa stiker yang ditempel secara acak di depan pintunya itu menanti segera kuketuk. Ada keraguan dalam batinku saat akan mengetuk pintu. ketuk, tidak, ketuk, tidak. Ah! Bukankah aku harus meminta kejelasan mengapa tak ada kabar darinya selama seminggu belakangan ini, batinku meluap. Namun, sesuatu membuat aku terpaku kaku dan menenggelamkan hasratku untuk mengetuk pintu itu. Terdengar suara seorang wanita dari dalam kamar!

“Sayang, kita ke luar yuk. Kita jalan-jalan ke mana gitu. Aku bete nih di kosan kamu terus.”

“Iya, sayang, kita mau ke mana?”

“Ya, ke mana aja deh sayang, pokoknya aku bete diem aja di kosan kamu. Aku kepingin refreshing sayannnng..” dengan nada menjijikkan ala wanita jalang.

Aku terpaku. Membisu. Aku mencoba mengintip ke dalam melalui jendela kamar kosan Dika. Samar-samar kulihat Dika bersama dengan seorang wanita di dalam.

“Ya sudah sayang. Aku ambil handuk dulu ya, mau mandi dulu” Dika memeluk mesra wanita itu sambil mengecup keningnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun