“Hei,” sebuah tangan menyentuh pundakku.
“Nayla kan?”
Aku menoleh. Seorang laki-laki berbadan tinggi tegap atletis, berkulit putih bersih, memiliki cuping hidung yang bagus dan gaya rambut ala pemain bolly wood Syahrul Khan berdiri tepat di sampingku. Beberapa detik kuperhatikan wajahnya lekat-lekat. Aku merasa, sepertinya aku pernah sangat akrab sekali dengannya. Tapi, aku belum ingat benar siapa dia. Tak lama, dia melambaikan telapak tangannya di depan wajahku, membuatku terkejut.
“Eh,”
“Siapa ya?” jawabku sambil menyembunyikan gugup yang kurasa.
“Hah?” dia terlihat kaget.
“Kau nggak mengenaliku?” tanyanya memastikan.
“Sepertinya, aku mengenalmu. Tapi,”
Dia menunggu jawabanku selanjutnya.
“Tapi maaf, aku hanya sedikit lupa,”
“Lupa-lupa ingat,”