“Hey! Masa ke dosenmu minta didoakan?”
“Och! Maaf…. maafff pak, minta maaf Pak.”
“Ya,ya….. bercanda kok. Ya semoga sehat. Tapi Bapak ingin kapan-kapan kita pulang bareng ke Majalengka ya?”
“Emmm….. “
“Sudah, nggak usah dijawab. Bapak sudah tahu jawabannya kok….. Pasati kamu jawab ya. Mahasiswa biasanya takut dosen. Tak berani menolak.... heheheee..."
***
Dua bulan berlalu.
Di hadapan teman-teman Ratih tak ada yang tahu. Antara Ratih dan Kamajaya sering kontak lewat HP. Ratih tahu, dosen muda itu menaruh perhatian kepadanya. Iapun sebenarnya sudah sejak kasus ujian lalu menaruh perhatian juga. Hingga berganti hari rasa yang adalam hatinya tumbuh tidak hanya sekedar perhatian, tetapi menjadi sebuah kekaguman terhadap dosennya itu.
Suatu kali pulang kuliah, Ratih mengajak Agung ke bangku taman kampus. Agung sebagai sahabat yang dikenalnya sejak SMA adalah sahabat yang baik. Mahasiswa yang beda jurusan itu tahu hampir semua kehidupan Ratih.
“Gung, kamu pernah jatuh cinta nggak?” tanya Ratih.
“Pernah, dulu sudah lama. Kesininya bukan jatuh lagi, tapi merasakan cinta.”