"Iya, sudah saya siapkan jaket dan obat asmanya. Semoga tidak terjadi apa-apa," sahut mama Kevin.Â
Aku merasa lega. Anggota rombongan bisa memahami kondisi ini.Â
Tak lama terlihat cahaya kendaraan menyorot ke arah kami duduk. Malam baru saja turun. Deru suara motor terdengar mendekat.
"Selamat malam, Bu. Saya penjaga hutan yang tadi ibu hubungi."
"Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga," kataku tanpa bisa menutupi rasa senang ini.
"Kanaya, kamu yang lebih dulu dibonceng ya? Gantian dengan yang lain."
"Tapi aku takut kalo nanti ditinggal jemput ke sini lagi," rengek Kanaya.
"Setidaknya di sana lebih terang dibandingkan di sini," kataku mulai emosi melihat sikap kekanak-kanakannya.
"Iya, tapi takut juga kalau sendirian."
Grrrrhhh. Aku menggatupkan geraham menahan emosi.
"Kalau Anggi duluan, dia terluka kakinya. Harus ada yang mendampingi. Kuatir terjadi apa-apa."