"Di bumi penjajahan ini."
"Kau bakal mati kelaparan."
"Tidak, selamanya Revolusi menggelora."
"Kau mata-mata republik."
"Setidak-tidaknya bukan anjing orang asing."
"Mardjohan diam dan bintang film itu kehilangan kekang. (hlm. 41-42)
Â
Dalam dialog di atas, Larasati muncul sebagai sosok perempuan superior yang mampu membungkam supremasi Mardjohan sebagai laki-laki. Superioritas Larasati terjadi dalam bentuk kuasa Larasati dalam mencitrakan pribadi Mardjohan. Ia memandang Mardjohan sebagai orang yang serakah. Pengkhianatan bangsa dan antek Belanda. Mardjohan pun dianggap Larasati sebagai pribadi yang tidak moralitas dan rasional karena dia menggadai kebangsaannya untuk kepentingan pribadinya. Apa yang ditunjukan Larasati merupakan pembuktian kekuasaan perlawanannya terhadap pandangan maskulin.
Â
2) Larasati sebagai Seorang Revolusioner
Â