"Apamu aku ini?"
"Kau?" pemuda itu tertawa perlahan. Tapi mata itu kian berkobar-kobar menyalakan nafsu birahinya. Ia tangkap tubuh Ara dan dilemparkan ke ranjang.
"Apamu aku ini?" Ara mendesak terus.
"Kau?"
Dan pemuda itu tak mampu meneruskan jawabannya. Ia hanya menjawab dengan perbuatan.
Â
      Perkosaan merupakan salah satu wujud kekerasan seksual yang bersifat sadis. Perilaku sadis dalam kasus pemerkosaan adalah perlakuan untuk membuat diri sendir merasa bebas dengan cara berupaya merebut kebebasan orang lain. Mengenai hal ini Sartre menulis:
Jadi, usaha sadis adalah untuk memastikan yang lain berada dalam tubuhnya dengan cara kekerasan dan kesakitan, dengan menyisihkan tubuh yang lain sedemikian rupa sehingga ia memperlakukannya sebagai daging yang mengakibatkan daging dilahirkan lagi. Akan tetapi, penyisihan ini melampaui tubuhnya ini karena tujuannya adalah hanya untuk memiliki tubuh tersebut untuk memiliki kebebasan orang lain.
Pandangan yang ditulis oleh Sartre memperlihatkan korelasi sadisme dengan tubuh perempuan yang dilakukan untuk memperlihatkan tubuh perempuan sebagai korban. Implikasi dari hal ini tubuh perempuan menjadi sarana untuk disakiti, dijadikan sarana tindak kekerasan, dan sekaligus menampilkan sisi erotis dan semua itu. Jusman menilai pemerkosaan yang dilakukannya pada Larasati adalah bentuk jawaban dari penegasan perempuan sebagai alat seksual yang dapat disakiti, dieksploitasi, dan dihakimi.
Â
Daftar Pustaka