Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sastra: Menolak Suara Perempuan Subaltern dalam Novel "Larasati"

23 November 2021   09:29 Diperbarui: 23 November 2021   09:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Apamu aku ini?"

"Kau?" pemuda itu tertawa perlahan. Tapi mata itu kian berkobar-kobar menyalakan nafsu birahinya. Ia tangkap tubuh Ara dan dilemparkan ke ranjang.

"Apamu aku ini?" Ara mendesak terus.

"Kau?"

Dan pemuda itu tak mampu meneruskan jawabannya. Ia hanya menjawab dengan perbuatan.

 

            Perkosaan merupakan salah satu wujud kekerasan seksual yang bersifat sadis. Perilaku sadis dalam kasus pemerkosaan adalah perlakuan untuk membuat diri sendir merasa bebas dengan cara berupaya merebut kebebasan orang lain. Mengenai hal ini Sartre menulis:

Jadi, usaha sadis adalah untuk memastikan yang lain berada dalam tubuhnya dengan cara kekerasan dan kesakitan, dengan menyisihkan tubuh yang lain sedemikian rupa sehingga ia memperlakukannya sebagai daging yang mengakibatkan daging dilahirkan lagi. Akan tetapi, penyisihan ini melampaui tubuhnya ini karena tujuannya adalah hanya untuk memiliki tubuh tersebut untuk memiliki kebebasan orang lain.

Pandangan yang ditulis oleh Sartre memperlihatkan korelasi sadisme dengan tubuh perempuan yang dilakukan untuk memperlihatkan tubuh perempuan sebagai korban. Implikasi dari hal ini tubuh perempuan menjadi sarana untuk disakiti, dijadikan sarana tindak kekerasan, dan sekaligus menampilkan sisi erotis dan semua itu. Jusman menilai pemerkosaan yang dilakukannya pada Larasati adalah bentuk jawaban dari penegasan perempuan sebagai alat seksual yang dapat disakiti, dieksploitasi, dan dihakimi.

 

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun