Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sastra: Menolak Suara Perempuan Subaltern dalam Novel "Larasati"

23 November 2021   09:29 Diperbarui: 23 November 2021   09:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Segala-galanya."

"Menghancurkan atau dihancurkan?"

"Aku bilang, kita tutup pokok tak menyenangkan ini."

Ia ambil tangan Larasati dan diciumnya. Dan bintang film itu tertawa dalam hatinya. Kadal ini tak begitu cerdik, pikir Larasati anak yang baru kemarin jadi announcer, sekarang mau merajai seluruh dunia film, cuma karena semua tenaga telah menyingkir ke pedalaman.

"Kau tak bersuami kukan?" Mardjohan meneruskan.

"Itu tidak penting."

"Jadi setuju kau bersekutu?"

"Sekutu macam apa kau ini?" bintang film itu yakin, tanpa bantuan siapa pun Mardjohan takan bakal jadi apa-apa.

"Kau orang berani, Ara," sekarang ia rangkulkan tangannya pada bahu Ara. (hlm. 38)

 

Sejak awal pertemuannya kembali Larasati dengan Mardjohan, Larasati sudah menangkap perilaku dan niat buruk Mardjohan terhadap dirinya. Pergaulan Larasati yang luas membuat dirinya mengerti bahwa Mardjohan ingin memanfaatkan profesinya, ketika Mardjonah mengajak Larasati bersekutu atau proyek film terbarunya Larasati menolak dan tidak ingin bekerja sama dengan pengkhianat bangsa. Dalam persepektif Larasati, Mardjohan bukanlah siapa-siapa. Walaupun Mardjohan telah menjadi produser dan sutradara, Larasati tetap menganggapnya rendah sebagai pengkhianat bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun