Mengarah pada Penyingkapan Allah
      Teologi absensia itu merupakan pola pikir akan Allah yang berawal pada pemikiran akan Allah dan berakhir pada pewahyuan Allah.[17] Pola pemikirannya mengarah kepada penyingkapan Allah. Pemikiran jenis ini merupakan kegiatan yang tanpa akhir dari usaha pengenalan Allah yang mewahyukan Diri. Melalui pemikiran ini, teologi tidak terjebak dalam kegiatan berpikir yang sekedar permainan konseptual belaka yang tidak memperoleh hasil apa-apa bagi teologi itu sendiri .
Â
      Pemahaman akan Allah harus lepas dari permainan kata atau konsep karena Allah jauh melebihi apa yang bisa dikatakan atau dikonsepkan oleh manusia. Pengalaman modernis yang terlalu mengagungkan rasio (ego) menjadi cerminan bagi manusia zaman ini bahwa kekuatan rasio itu terbatas sehingga usaha untuk menaklukkan Allah melaluinya adalah usaha yang sia-sia.Maka, teologi absensia merupakan pemikiran yang terlepas dari pengaruh egosentris dari para modernis.
Â
Cinta dan ke-Tanpa-an
Â
      Cinta adalah terminologi yang akrab bagi manusia. Namun walaupun akrab, cinta sering sulit untuk dimengerti dalam arti yang lebih utuh. Hal ini bisa dimaklumi karena sebenarnya cinta merupakan sesuatu yang tak terjelaskan dan senantiasa mengundang interpretasi.
Â
      Menurut Marion, ada dua ciri cinta. Pertama, cinta itu selalu berarti pemberian diri. Sifat dari pemberian diri ini ialah satu arah. Artinya, pemberian diri itu tidak pernah memandang apakah si penerima layak atau tidak menerimanya, sanggup atau tidak. Singkatnya, cinta adalah pemberian diri yang tanpa syarat, tanpa batas dan tanpa menunggu kesiapan dari si penerima. Kedua, hanya cinta yang memiliki kekuatan performatif, yaitu potensi yang menggerakkan, mengubah, mencairkan kebekuan dan untuk berbuat sesuatu yang lebih daripada cinta itu sendiri sebagai sebuah konsep.
Â