Kejatuhan Modernisme
Â
      Modernistis sangat memimpikan kebebasan yang sedemikian tingginya. Kebebasan ini nantinya akan membungkam segala otoritas di luar diri manusia sendiri. Otoritas tertinggi diberikan kepada akal budi manusia.
Â
Kebebasan modernistis ialah kebebasan dalam lingkup individu, pribadi-pribadi. Setiap manusia adalah pribadi yang otonom dan berhak atas nasibnya sendiri. Mereka tidak terikat pada otoritas manapun selain akal budinya.
Â
      Namun dalam perjalanan waktu, mereka menjadi gerah terhadap dirinya sendiri, dunia dan tempat mereka bermukim. Dengan rasionalitas, manusia menyadari dirinya sebagai yang bisa menguasai dan mengontrol dunia serta realitas. Mereka telah menjadikan rasionalitasnya sedemikian tinggi dan ternyata telah malampaui apa yang menjadi tempat yang semestinya. Mereka sadar bahwa mereka telah menjadikan diri mereka sebagai tuhan atas seluruh realitas yang ada dan karenanya mereka telah melenyapkan yang transenden yang sebelumnya adalah objek pemikirannya selama ini.
Â
      Usaha modernistis adalah usaha untuk menemukan titik pusat kebenaran yaitu diri manusia itu sendiri melalui akal budinya. Mereka menyebut manusia sebagai sang individu rasional. Abad-abad berikutnya, muncul kesadaran akan kesia-siaan usaha mereka untuk menemukan titik pusat yang ternyata diyakini tidak ada. Tidak ada yang dapat dijadikan titik pusat sebagai patokan terlebih ketika itu berasal dari manusia yang ternyata adalah makhluk yang lemah. Maka usaha mereka dinilai sia-sia karena hanya akan mengahasilkan fiksi hasil kreasi pemikiran manusia. Manusia hanya tinggal pada kata-kata tentang realitas dan antara kata-kata dengan realitas terbentang jurang yang tidak bisa diseberangi.
Â
Tanggapan dari Postmodern