Mohon tunggu...
Dahnil Firdaus
Dahnil Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum semua nya. Perkenalkan Saya Dahnil Firdaus, boleh di panggil Danil. Saya Mahasiswa UIN Suska Riau Pekanbaru Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S1. Disini saya ingin mengasah skill saya seperti menulis puisi, menulis artikel/karya ilmiah dan lain sejenisnya. Mohon Bimbingannya :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolaborasi Generasi Muda dan Masyarakat Terhadap Melestarikan Budaya Orisinal Indonesia dalam Wadah Sanggar Seni

20 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:37 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Nilai gotong royong dan kebersamaan dalam etis budaya melayu juga diperlihatkan dalam proses pelatihan, dimana para senior dengan sabar mengajari adik-adik junior yang baru ikut bergabung. Penanaman nilai-nilai moral akan membentuk akhlak mulia yang bisa menjadi fondasi bagi terbentuknya tatanan masyarakat yang beradap serta sejahtera (Oktariani, 2024).

             Kesenian dan kebudayaan yang ada dan berkembang pada masyarakat melayu di Kabupaten Mempawah memiliki berbagai nilai-nilai kebajikan yang harus dijunjung tinggi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar nilai tersebut terus lestari dan bertahan di kalangan masyarakat. Sanggar Seni Kesumba telah membuktikan bahwa kesenian tradisional dapat dijadikan media dalam pembentukan generasi muda berbasis nilai kearifan lokal. Jadi proses yang dilakukan oleh Sanggar Seni Kesumba tidak hanya sebagai bentuk pelestarian karya seni yang dimiliki oleh suku melayu di Kabupaten Mempawah namun juga penanaman karakter baik yang memiliki jiwa nasionalisme dan cinta terhadap budaya tanah airnya.

             Sanggar Seni Kesumba juga membuka cabang penyewaan kostum tradisi atau adat budaya Kabupaten Mempawah yang dapat digunakan oleh anggota dan orang luar. Selain menjadi salah satu sumber pendapatan sanggar, hal tersebut uga sebagai perwujudan Ibu Umi dalam mempertahankan kebakuan bentuk kostum dan busana tradisi yang dimiliki Kabupaten Mempawah. Tentunya sebuah sanggar tidak hanya berfokus pada pertunjukan tari dan musik tanpa unsur dukungan seperti busana pada penari dan pemusik. Fasilitas yang kami miliki yaitu stop kontak, kipas, property tari, cermin, kostum, alat make up dan alat musik (wawancara dengan Ibu Umi). Perlengkapan sanggar seperti instrument musik yang dimiliki sanggar kesumba yaitu alat musik melayu dan Dayak. Begitupula kostumya juga berbagai etnis yang ada di Kalimantan barat dan nusantara tidak luput hadir dalam koleksi busana tradisi Sanggar Seni Kesumba.

             Dibalik kesuksesan juga pasti terdapat tantangan dan kendala pada Sanggar Seni Kesumba dalam mempertahankan eksistensinya. Hal tersebut datang dari pihak internal pengurus dan eksternal kepengurusan. Kejenuhan yang dimiliki para siswa atau anggota sanggar pada materi seni tari tradisi juga kerap kali ditemui oleh Ibu Umi dan para pelatih lainnya. Masuknya tiktok dengan segala dance challengenya juga membuat anak-anak semakin menggemari budaya luar. Kendala dalam anggota sanggar yaitu terkadang terdapat ketidaksamaan persepsi dalam pembuatan suatu garapan, namun dapat diselesaikan langsung saat berproses, sebuah proses tentu saja mengalami perbedaan pendapat baik pemusik maupun penari. Tidak hanya itu, kesulitan dalam system pemasaran dan perluasan wilayah penyebaran untuk mendapatkan panggung bagi siswa serta penambahan siswa juga dialami oleh Sanggar Seni Kesumba. Promosi sanggar kesumba melalui berbagai media sosial sudah dilakukan dengan membuat Instagram dan YouTube channel bernama "sanggarsenikesumbamempawah". Promosi dari mulut-kemulut serta pengenalan kesekolah-sekolah juga telah dilakukan oleh para tim Sanggar Seni Kesumba, namun tetap saja penambaha anggota tidak menghasilkan kenaikan yang signifikan.

             Kehambatan eksternal yang dialami Sanggar Seni Kesumba yaitu kurangnya fasilitasi yang diberikan pihak pemerintah dalam setiap proses pertunjukan karya yang sedang dikerjakan oleh Sanggar Seni Kesumba. Kurang adanya mou atau perjanjian tetap antar pemerintah dan Sanggar Seni Kesumba untuk kegiatan pembinaan dan pertunjukan sehingga sanggar harus mandiri dan mahir dalam mencari jalan untuk tetap melanjutkan program yang ingin dilakukan. Para anggota harus mencari dana pribadi untuk keberlangsungan acara- acara besar yang akan mereka gelar. Para masyarakat penikmat seni sekarang juga sudah semakin berkurang kehadirannya untuk menonton secara langsung pagelaran tari dari Sanggar Seni Kesumba. Sanggar Seni Kesumba kurang mendapatkan perhatian dari sebagian masyarakat yang menganggap remeh sebuah karya seni. Sebagian Masyarakat menganggap melestarikan kesenian Kabupaten Mempawah tidak mendapatkan banyak pemasukan secara materil daripada bagian pekerjaan lainnya. Dan adapula yang menganggap dan cenderung berpikir bahwa kegiatan di Sanggar Seni Kesumba tidak penting.

              Meskipun pihak pemerintah tidak memiliki berbagai program kerja yang mengikat Sanggar Seni Kesumba dalam proses pelestarian kesenian melayu di Kabupaten Mempawah.

6. Sanggar Kartika Budaya

             Sanggar Kartika Budaya (Ramadhani, 2018) adalah salah satu sanggar yang ada di Ambulu Jember. Ambulu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang wilayahnya di bagian Selatan dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Ambulu merupakan kecamatan yang memiliki banyak organisasi bergerak di bidang seni seperti Sotalisa Sanggar Tari, Sanggar Seni Banitas, Sanggar Seni Laras Agung, dan salah satunya adalah Sanggar Kartika Budaya. Sanggar ini berada di perumahan bumi Ambulu Permai D 14. Sanggar ini didirikan sebagai wadahpelestarian budaya. Sanggar Kartika Budaya adalah sanggar tari yang mengajarkan tari tradisonal dan tari kreasi. Selain tari tradisonal dan kreasi, sanggar ini menciptakan tari garapan yang dipentaskan dalam festival atau lomba tari. Melalui Sanggar Kartika Budaya, sehingga budaya dan seni dapat berkembang serta terjaga keutuhannya. 

             Siswa sanggar tidak hanya anak SD, SMP, dan SMA, tetapi para mahasiswa maupun masyarakat umum yang mengembangkan dirinya di tempat ini. Sanggar Kartika Budaya tidak hanya mengembangkan seni tari saja melainkan beberapa kesenian lain, seperti wayang orang, karawitan, dan tata rias busana menjadi bagian pengembangan sanggar. (Ramadhani, 2018).

             Sesuai dengan visi Sanggar Kartika Budaya yaitu terwujudnya sanggar seni yang berpegang teguh pada seni tradisi, siap berkreasi dan mampu menjadi wadah pembinaan, pelestarian seni serta penyangga pariwisata budaya khususnya di Kabupaten Jember. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas sanggar yang terkait dengan kegiatan sanggaryaitu pengembangan seni. Menurut Handayingrum (Ramadhani, 2018) dalam pengembangan seni hal paling penting adalah pengalaman anak mengalami seni baik melalui apresiasi untuk mengembangkan sikap apresiasif, sikap demoktaris, sikap toleran, dan sikap menghargai seni. Sanggar Kartika Budaya telah melakukan kegiatan yang terkait dengan pengembangan seni melalui Pendidikan Seni antara lain seni tari, musik, dan dramatari. Menurut Handayaningrum (Ramadhani, 2018) Pendekatan seni dalam pendidikan adalah secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak, artinya keahlian melukis, mematung, menari, menyayi, dan jenis keterampilan seni lainnya. 

1. Seni tari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun