Mohon tunggu...
Dahnil Firdaus
Dahnil Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum semua nya. Perkenalkan Saya Dahnil Firdaus, boleh di panggil Danil. Saya Mahasiswa UIN Suska Riau Pekanbaru Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S1. Disini saya ingin mengasah skill saya seperti menulis puisi, menulis artikel/karya ilmiah dan lain sejenisnya. Mohon Bimbingannya :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolaborasi Generasi Muda dan Masyarakat Terhadap Melestarikan Budaya Orisinal Indonesia dalam Wadah Sanggar Seni

20 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:37 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Dahulu kebudayaan Indonesia sangat dibanggakan dan dicintai oleh masyarakat, sehinggabanyak terlaksana pementasan seni budaya daerahdan apresiasinya.Namun kini, keberadaan budaya daerah sangat jauh berbeda sekali dengan keberadaannya sekarang yang semakin terpojok dan tertinggal. Kesenian di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Perkembangan kearah komersial sudah ditata sejak puluhan tahun yang lalu, bahkan pada saat ini kesenian di Indonesia sudah banyak yang berskala industri (Murcahyanto, 2023).

             Usaha pembangunan dan modernisasi kebudayaan perlu dilakukan bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan-tantangan kehidupan modern. Menurut Budiyono (Luqman fajar Nugroho Djono, 2016), dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan sosial yang sangat luas dan mendalam sekarang ini, serta dalam menghadapi pengaruh kebudayaan dari luar negeri dalam berbagai bentuk. 

             Globalisasi budaya dapat merambah daerah manapun dibelahan bumi, namun dampak positif dan negatif tidak akan menjadi masalah apabila daerah yang terkena dampak globalisasi menyikapi dengan bijak dengan cara mengantisipasi dampak negatif globalisasi melalui penyelenggaraan pendidikan luar sekolah yang lebih menyentuh kepribadian budaya bangsa.

            Kesenian terus dilestarikan dariwaktu ke waktu oleh wadah-wadah pengembangan kesenian itu. Demikian pula dalam instansipendidikan sepertisekolah yang banyak melakukan pengembangan kesenian sebagaibentuk pelatihan bagisiswa sekaligus edukasiakan pentingnya melestarikan kesenian. Olehnya dalam sekolah tersebut dibentuk suatu wadah bagipengembangan kesenian itu sendiri. Sebab ada banyak potensibesar dalam dirisiswa yang dapat kembangkan,namun tak jarang potensiitu tidak terlihat sebab tidak adanya wadahuntuk pengembangannya.

             Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan untuk berkesenian, baik seni lukis, seni tari, seni musik, maupun seni pertunjukan. Sanggar identik dengan kegiatan belajar pada suatu kelompok masyarakat yang mengembangkan suatu bidang tertentu termasuk seni tradisional. Adapun sanggar juga merupakan suatu bentuk lain dari pendidikan nonformal, yang mana bentuk pendidikan tersebut diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kegiatan yang diselenggaran pada sanggarseni tradisional yang terdapat pada masyarakat merupan kegiatan yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan ketrampilan, kecakapan hidup, pengembangan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi dan bekerja usaha mandiri. 

             Setyawati dalam (Sri Wahyuni Muhtar, 2022), mendefinisikan sanggar sebagai suatu wadah, tempat atau perkumpulan baik individu ataupun kelompok yang pada umumnya program serta tujuan demi munculnya ide-ide baru, kemudian dikembangkan sehingga hasilnya dapat disampaikan pada masyarakat umum dan diterima serta dapat dinikmati masyarkat. Hartono dalam (Sri Wahyuni Muhtar, 2022), mendefinisikan sanggar tari sebagai sarana untuk melakukan aktivitas kesenitarian bersama-sama oleh beberapa orang. Sanggar seni merupakan wadah yang dibentuk untuk pengembangan minat dan bakat yang berupa aktivitas kesenian. Yulistio 2011 dalam (Sri Wahyuni Muhtar, 2022), mendefinisikan sanggar seni sebagai suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan seni seperti seni tari, seni lukis, seni musik, seni peran, dan sebagainya. Kegiatan ini yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran yang meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan hingga produksi.

             Organisasi seni yang ada memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup seni baik dalam menghadirkan kesenian dan meregenerasi calon seniman. Pada persaingan global ini, wadah seni menjadi penting, bukan hanya sebagai tempat seni, tapi juga sebagai ruang edukasi serta tempat berkumpulnya sekelompok orang atau masyarakat (Ardiyasa, 2005) .

             Proses pelestarian sebuah kesenian tradisional dapat dilakukan oleh pelaku seni yang memiliki rasa cinta terhadap suatu kesenian kepada para pelaku seni yang memiliki perbedaan zaman. Regenerasi sebuah karya seni dapat dilakukan di Pendidikan formal dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. (Oktariani, 2024) Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan tari didasarkan pada kesadaran masyarakat pendukungnya yang dilakukan dari waktu ke waktu dan diwariskan secara regenerasi. (Oktariani, 2024) Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Para pelaku seni juga menggunakan Pendidikan nonformal untuk mengajarkan sebuah tarian kepada pelaku seni lainnya yang kerap kali disebut dengan sanggar. Sanggar seni menjadi salah satu tempat dan sarana pembelajaran dibidang karya seni pertunjukan dan seni rupa. Pendidikan nonformal juga memiliki sebuah tujuan kesuksesan atau pencapaian materi pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada murid, namun tidak memiliki kurikulum yang terikat seperti Pendidikan format, dengan kata lain Pendidikan nonformal lebih bersifat fleksibel.

             Keberagaman kesenian perlu diimbangi dengan adanya pendidikan non-formal yakni dibentuknya sanggar-sanggar pendidikan kesenian atau sering disebut sebagai sanggar seni sebagai wadah dari para pelaku dan pegiat seni sekaligus sebagai tempat pelestarian maupun pengembangan kesenian. sanggar pendidikan seni merupakan tempat di mana anak-anak dan remaja bisa belajar berbagai jenis seni, seperti musik, tari, seni rupa, dan teater (Murcahyanto, 2023). Sanggar ini dapat menjadi wadah bagi mereka yang ingin mengembangkan bakat seni mereka dan belajar dari pengalaman praktis. Agar sanggar pendidikan seni bisa berjalan dengan baik, perlu ada sistem pengelolaan yang baik dan teratur(Murcahyanto, 2023).

             Namun, faktanya adalah bahwa tata kelola sanggar pendidikan seni masih belum mendapat perhatian yang memadai dalam usaha kesenian, terutama kesenian tradisional. Menurut (Murcahyanto, 2023) beberapa alasan mengapa hal ini terjadi adalah: 

             Kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kepentingan seni tradisional Pemerintah dan masyarakat seringkali cenderung lebih memprioritaskan pengembangan kesenian modern dan kontemporer, sehingga kesenian tradisional sering terpinggirkan. Akibatnya, tata kelola sanggar pendidikan seni yang berkaitan dengan kesenian tradisional seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun