Benar, kan! Otakku benar2 lelet untuk berpikir. Aku benar2 memeras otakku untuk menjawab pertanyaan2ku tentang itu. Duh ......
Aku pun tetap mengibaskan apa yang aku tidak bia menjawab. Suster itu yersenyum ke arahku.
"Good morning, mam. Lets go to have breakfast", kata suster itu.
Dia membantuku untuk menegakaan kepalaku, dengan menegaakkan bagian kepala tempat tidurku.
Begitu aku tegak diposisi berbaring karena tempat tidurku tegak, kepalaku langsung berputar2. Aku memejamkan mataku sejenak. Merasakan denyutan otakku. Semakin lama otakku semakin berdenyut!
"Ah, Tuhan ...... kepalaku sakit sekaliiiiiii ....."
"Aku serasa tersedot. Otakku serasa menyedot jiwaku. Nyut ... nyut ... nyut ... dan perlahan sepertinya jiwaku terus tersedot, lama2 menghilang ....."
"Beginilah seseorang yang terserang stroke? Benar! Sakit sekali! Sungguh, kepalaku sering berdenyut dan jika itu terjadi, aku merasa jiwaku tersedot ......"
Agak lama mataku tertutup, suster itu sabar menanti. Anak2ku sepertinya juga bingung dengan sikapku dan orang tuaku semakin kawatir.
Aku tidak bisa mengeluh, karena aku tidak bisa bebicara! Tetapi, aku yakin dengan wajahku yang penuh kerutan, mereka tahu, ada yang tidak beres di kepalaku.
Setelah sudah tidak terlalu sakit dengan denyutan di otakku, aku membuka mataku. Tenang lagi. Mataku melirik kanan dan kiri. Memanjakan pandangaku setelah aku tidak mampu bergerak sama sekali, sebelumnya.