Mohon tunggu...
chandra krisnawan
chandra krisnawan Mohon Tunggu... SWASTA -

pekerja logistic di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cak Gepeng Nanggap Petruk (Tersandung Kuitansi Blong)

29 Desember 2016   12:58 Diperbarui: 29 Desember 2016   13:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Belum, Mbah.”

“Kenapa belum makan?”

“Dimarahi romo, Mbah.”

“Dimarahi? Kenapa?”

“Tabung elpijin romo saya rombeng.”

“Salahmu sendiri kalau sekarang jadi lapar.”

“Iya, Mbah, memang saya salah. Kalau pun benar tapi tidak ada orang yang tahu. Jadi tetap saja salah. Kalau tahu seperti ini, baju Raden Gatotkoco tidak usah saya kembalikan dulu.”

“Sudah, sudah! Kalau lapar segera pergi ke dapur. Mumpung sayurnya baru saja dipanasi.”

“Tidak, Mbah. Itu tadi saya hanya bercanda. Apa iya saya setega itu menjual elpiji romo.”

“Dasar!”

Petruk terkekeh sambil mengambil sebatang rokok di atas meja. Setelah menyalakannya dia duduk di sebelah Cak Gepeng. Dua lelaki dari dua dunia yang berbeda itu segera asyik dalam perbincangan hangat. Seolah-olah kawan lama yang sudah sekian tahun tak saling jumpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun