Mohon tunggu...
Muhtar Burhana
Muhtar Burhana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mempunyai profesi sebagai guru dan selalu berusaha mencari ilmu sebanyak-banyaknya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Al-Quran di SDN 184/VII Meranti Baru II

17 Oktober 2024   00:22 Diperbarui: 17 Oktober 2024   00:33 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmiah tentang penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran, khususnya dalam konteks pendidikan agama Islam. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan teori mengenai efektivitas media audiovisual dalam meningkatkan hasil belajar Al-Quran di tingkat sekolah dasar.

  1. Manfaat Praktis
  • Bagi Guru
  • Penelitian ini memberikan panduan praktis kepada guru dalam memanfaatkan media audiovisual sebagai alat bantu pembelajaran Al-Quran. Guru dapat memperoleh strategi baru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran.
  •  Bagi Siswa
  • Penggunaan media audiovisual diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman siswa dalam pembelajaran Al-Quran. Siswa diharapkan akan lebih aktif terlibat dalam proses belajar mengajar dan mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.
  • Bagi Sekolah
  • Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah mengenai pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran. Sekolah dapat mempertimbangkan penggunaan media audiovisual sebagai bagian dari strategi pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif.
  • Bagi Peneliti Selanjutnya
  • Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan agama maupun mata pelajaran lainnya di sekolah dasar.

 

Tinjauan Pustaka


Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah fondasi penting dalam merancang kegiatan belajar-mengajar. Secara umum, teori pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa pendekatan utama: behaviorisme, konstruktivisme, kognitivisme, dan humanisme. Setiap pendekatan menawarkan perspektif yang berbeda tentang cara siswa belajar dan bagaimana proses pembelajaran seharusnya dirancang untuk mencapai hasil yang optimal.

Behaviorisme
Teori behaviorisme berfokus pada perubahan perilaku yang dapat diamati sebagai hasil dari pembelajaran. Menurut tokoh seperti B.F. Skinner dan Ivan Pavlov, pembelajaran terjadi melalui proses pengkondisian, baik secara klasik maupun operan. Dalam konteks pendidikan, teori ini sering diterapkan dengan penggunaan metode pembelajaran berbasis stimulus-respons, seperti reward dan punishment, yang bertujuan untuk membentuk perilaku belajar siswa secara bertahap (Skinner, 1957).

Konstruktivisme
Konstruktivisme, yang dipelopori oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi aktif dengan lingkungan dan pengalaman mereka. Dalam pandangan ini, belajar bukan hanya sekedar menerima informasi secara pasif, tetapi melibatkan proses kognitif aktif di mana siswa mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada (Piaget, 1970; Vygotsky, 1978). Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran dapat mendukung teori ini dengan menyediakan representasi visual dan suara yang memudahkan siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari dengan pengalaman mereka.

Kognitivisme
Teori kognitivisme menekankan pentingnya proses mental dalam pembelajaran. Menurut teori ini, belajar adalah perubahan dalam struktur kognitif yang melibatkan proses berpikir, pemahaman, dan ingatan. Tokoh utama teori ini, seperti Jerome Bruner dan Robert Gagn, menekankan bahwa media pembelajaran yang beragam dapat membantu memperkuat ingatan dan pemahaman siswa. Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran, misalnya, dapat mendukung teori ini dengan memperkaya pengalaman sensorik siswa, sehingga memperkuat ingatan jangka panjang mereka (Bruner, 1966; Gagn, 1985).

Humanisme
Humanisme, yang dipelopori oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow, menekankan bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa dan memenuhi kebutuhan emosional serta kognitif mereka. Pembelajaran harus mendorong pengembangan potensi diri siswa, dengan guru bertindak sebagai fasilitator yang mendukung otonomi dan kreativitas siswa. Dalam konteks ini, media audiovisual dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar yang personal, di mana siswa merasa termotivasi secara intrinsik untuk belajar karena materi yang disampaikan menarik dan relevan dengan kehidupan mereka (Rogers, 1969).

Media Audiovisual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun