Mohon tunggu...
Datuak Bandaro Sati
Datuak Bandaro Sati Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Coffee

Secangkir ialah rasa; ribuan cangkir juga rasa. Seberapapun, semua tentang rasa. Warna yang serupa tiada bisa untuk saling membatasi! #CoffeeTime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sri (2)

24 Juli 2019   09:24 Diperbarui: 24 Juli 2019   09:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sigap, Ari langsung menuju local dan menemui Sri dan duduk bersebelahan. Ada apa menelephone? Maaf, tadi aku sedang di bengkel. Sri Cuma menjawab, "Kan tadi udah kamu chat di WhatsApp tentang posisimu". Oh iya, aku lupa "tangkas Ari". Tadi Dosen Hukum Perdata menanyakan, makanya aku Telephone, jawab Sri. "Itu saja" Ucap Ari, "Ya" jika ada yang lebih dari itu, mungkin bukan denganmu aku memperbincangkan; Masalah pernikahan misalnya. Hahahaa ... Tawa yang kesekian bagi seorang Ari untuk mengobati Luka di Dompetnya sebab Scuter tua.

"Mana yang lain", tanya Utari waktu itu. "Mereka palingan di Kantin depan" jawab Ari. "Baiklah, aku ke sana dulu" Ucap Utari. "Aku ikut" jawab Sri sembari berdiri mengemasi beberapa Novel yang ada di mejanya ketika itu.

"Kita Kuliah Hukum TataNegara pukul 16.00 nanti, masih ada beberapa Jam waktu yang tersisa. Apa kita tetap disini, atau pergi Karaokean?" ucap Yulia. Dengan senang hati, Sri mengangguk-angguk kecil mengiyakan ucapan Yulia. "Yang lain", Tanya Yulia. "Kami setuju saja" jawab mereka serempak. Member Card Utari kan ada, langsung aja yuuk? Ucap Ari waktu itu. "Bagaimana kalau kita mengajak BD juga? Tooh dia hobby nyanyi dan habis ini kan Dosennya kan juga nggak hadir" Ucap Utari. Tapi apakah BD bisa ikut? Kalau nggak bisa? "Kalau nggak bisa, kita saja yang pergi." Ucap Vita. (Menoleh sedikit ragu-ragu) biar aku telephone dulu, Ucap Sri.

Lagi dan lagi di hari yang sama, panggilan Sri berbalas chattingan WhatsApp. Aku sedang Kuliah Hukum Pidana, kangen ya? Canda BD dalam chattingannya melalui WhatsApp kepada Sri. "Kangen? Lumayan daripada nggak, tapi lebih kangen nungguin kamu di Kantin depan dan kita bareng-bareng pergi Karaokean; gimana?" balas Sri. Asiiappp, duluan aja nanti aku nyusul, kirim lokasi dan room berapa, jawab BD.

Okey!! Empat huruf yang bermakna setuju beserta dua tanda seru yang menjelaskan penegasan terlukis di Applikasi WhatsApp BD.

Pukul 12.40Wib ...

 

BD menelephone balik kontak Gadis Minang berparas Melayu. Langsung Sri bergegas mengangkat Telephone dan berkata "Iya,Hallo" Jawab Sri sembari keluar dari room Karaoke. Setibanya di luar, dari arah Kanan Pot bunga Kamboja yang tengah mekar, terdengar suara; "Hanya sekedar itu saja?" Tanya BD yang berdiri tegak menyuguhkan senyumnya kepada Sri.

Seperti Gadis desa yang sedang jatuh cinta di film-film India, Sri membalas senyuman BD dengan sedikit sumbringah (Hmmmm) Maksudnya Nelephone apa? Tooh kamu kan tinggal masuk room. Ya, setidaknya tanpa mengetok pintu, kenapa juga pakai Nelephone segala? Usil kah? Ucap Sri sembari meluruskan gelang ungu di lengan kanan tangannya.

Dengan sedikit gombalannya BD menjawab "Hei, aku menelephone kan  hanya untuk mengetahui keadaanmu bagaimana, masih dalam posisi merindu atau sedang menunggu kedatanganku, itu saja." Gombalmu pak tua, canda Sri ... Yaa sudah, kita cerita disini, atau barengan di dalam sana sama yang lain; tanya Sri.

Heiii, aku kesini hanya untuk mencarimu, di sampingmu, menjagamu; bahkan kalau perlu untuk berdua denganmu.(Lagi-lagi Gombalan lelaki beranak Satu ini melayang ke telinga Sri) Apa mungkin mencapai Jantung Hati? Hehehe ... Entahlah.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun