Mohon tunggu...
Datuak Bandaro Sati
Datuak Bandaro Sati Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Coffee

Secangkir ialah rasa; ribuan cangkir juga rasa. Seberapapun, semua tentang rasa. Warna yang serupa tiada bisa untuk saling membatasi! #CoffeeTime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sri (2)

24 Juli 2019   09:24 Diperbarui: 24 Juli 2019   09:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     

26 Maret 2019, Universitas Ekasakti

Hufftt... Dengan lembut Ari menendangi sebongkah blok mesin sepeda Scuternya(Besi lo Bro). Bidji!!! Kenapa juga Mesin ini sampai mati? Salah saya dimana? Tentang perbaikan; hampir ditiap 2000Km Perjalanan, Oli Scuter ini saya ganti, begitu pun bahagian lain. Saringan Hawa, Oli Samping bahkan Rem sekali pun pastinya. Why? Janjiku hari ini. Tapi aku kau abaikan begitu saja, duhai Scuter tua, "Ucap Ari menunjuk Scuter yang biasa dikendarainya".

"Olinya Nggak akan tembus kan, Id?" katanya.

Ridwan dengan manjanya menggeleng saja.

Yayat menepuk bahu Ari,. Scuter Abang mungkin demam diperkara Usianya hahhaaa. Jangan ragu, ini 2019 Usia Scutermu sudah hampir Tiga Dekade berjalannya waktu.

Hahhaaaa.. Penuh galak tawa, ari menjawab... "Jangan ragu Yat, tendanganku ini hanya pemancing saja," katanya. Geser mundur Pick-up ke arah Taman Kampus, biar nanti kita gotong barang antic ini bertiga. Tapi antar saya menuju bengkel Haji Mahmud ya, beliau biasa rawat inap disana(Tunjuk Scuter tua dengan mata tajamnya).

Sesampainya di bengkel tujuan, Ari menaiki sepeda Scuternya--mendorong hingga rodanya mencecah di tanah tempat biasa Haji Mahmud menelanjangi dengan Khidmad. Ia menahan ketegakannya dengan dua kaki yang mengangkang. Pak Haji, Langgananmu kangen bengkel ini, rintihnya berseragam Putih Hitam bak pegawai Honorrer di Hari Rabu.

Terbayang lagi olehnya, ayahnya memberikan pesan khusus yang harus diperhatikan agar ia bisa tetap memakai barang antik itu. "Ari, Ini bukan punyamu, ini kepunyaan bapak yang dititip-pakaikan kepadamu, karenanya akan ada evaluasi setiap minggu atau Bulannya-tentang apakah masih layak diinventariskan apa pasnya dicabut(dijual)."

Ya! Akan tetapi, seingatnya, gertakan itu cuma efektif Tiga bulan saja, seperti layaknya Semester yang lalu. Setelah itu ia benar-benar menguasainya. Dan palingan tentang Scuter ini kini, ia akan menjadikannya hadiah utama untuk keinginan anak Sulungnya berkuliah di Jurusan Hukum. "Semoga kelak posisiku bisa kau imbangkan", Ucap sang Ayah.

Beberapa Menit berselang, Telephone genggam di saku kanan Ari berdering. (Sri Putri Tanjung) Tertulis jelas nama itu di bagian depan LCD Gadged tersebut. Namun Ari tidak mengindahkannya secara langsung. Meski dalam hatinya berkata-kata.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun