Menerjemahkan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, terkadang ada saja masalah yang ditemui. Seperti adanya kesulitan dalam penerjemahan istilah, antonim, sinonim, atau lainnya. Penulis sendiri, saat menerjemahkan buku karya Dr. Suhaer Fadhlillah Abu Wafiah, yang berjudul Al-Falsafah Al-Insaniah Fi Al-Islam, juga mendapati beragam problem, yang di antaranya perihal penerjemahan sinonim dalam satu alinea.
Buku ini, yang saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia Filsafat Humanisme Islam ini, masalah sinonim yang ada di dalamnya cukup banyak. Sehingga, sambil saya menerjemahkan, saat itu saya sengaja mengumpulkan masalah sinonim ini agar nantinya bisa dibagikan kepada teman-teman. Mengingat jumlahnya sangat banyak, maka di sini saya hanya mensharekan sebagian saja.
Di sini, problem sinonim yang saya share terbagi atas sinonim dalam satu alinea diterjemahkan dalam bahasa sasaran (Indonesia) menjadi satu kata, dan sinonim dalam satu aliea diterjemahkan sesuai jumlah sinonim dalam bahasa sumbernya. Sehingga di sini saya kelompokan: nomor 1-59 adalah terjemah satu kata dan nomor 1-15 terjemah dengan jumlah kata sesuai dengan kata dalam bahasa sumbernya. Masukan dan kritikan dari pembaca saya harapkan.
Berikut hasilnya:
A. Terjemah Sinonim Satu Kata
1. خير = حسن = Kebaikan
والقوة الثانية تتجه نحو البدن لكى تدريه وتصرفه هى التى يدرك بها الإنسان الحسن والقبيح والخير والشر
"Kekuatan kedua, itu menuju kepada badan agar jiwa bisa mengendalikannya dan mengoperasionalkannya. Dengan jiwalah manusia mampu memahami kebaikan dan keburukan."
2. متوهمة = متخيلة = (Kekuatan) Imajinasi aktif
وذكر أن النفس الإنسانية تنقسم قواها إلى عاملة وعالمة وكل قوة من هاتين القوتين تسمى عقلا باشتراك الاسم فالعاملة أو العقل العملى مبدأ محرك لبدن الإنسان فتظهر منه الأفعال الجزئية الخاصة بالروية, ولها اعتبار إلى القوة الحيوانية النزوعية واعتبار بالقياس إلى المتخيلة والمتوهمة
"Beliau menyebutkan, bahwa kekuatan-kekuatan jiwa manusia itu terbagi kepada yang berbuat dan yang mengetahui. Setiap potensi dari dua kekuatan ini dinamakan akal dengan persamaan nama. Kekuatan yang berbuat tadi atau akal praksis merupakan asas penggerak badan manusia. (Dari logika ini) timbul perbuatan-perbuatan parsial yang khusus melalui pertimbangan. (Kekuatan yang bekerja) dianggap sebagai kekuatan hewani yang berkeinginan (al-quwah al-khayawaniah an-nuzu'iyah), dan secara analogi dianggap sebagai kekuatan imajinasi."