Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membangun Teori Evolusi Baru

31 Desember 2022   14:10 Diperbarui: 9 September 2023   18:30 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bakteri predator berevolusi secara abiogenesis, kemudian ketimbang menjadi Cyanobacteria, dia melihat ceruk rantai makanan sehingga memutuskan menjadi bakteri predator yang memakan Cyanobacteria. Begitu? Jika begitu, bagaimana kita menjelaskan secara rinci sintifik proses evolusi seperti ini? Jangan! Jangan berasumsi lagi. Jangan juga mengarang bebas tapi kemudian melabeli itu sebagai sains.

Virus berevolusi dari "bakteri yang malas" sehingga hanya memiliki separuh DNA saja yaitu RNA kemudian lebih suka menjadi parasit ketimbang melakukan mekanisme metabolisme autotrof yang mandiri. Begitu? Jika begitu, ini berdasarkan fakta sains ataukah asumsi saja? Ataukah virus berevolusi secara abiogenesis, kemudian berperilaku sama dengan bakteri predator karena melihat ceruk rantai makanan yang sama? Jika skenario ini yang terjadi, maka ini bertentangan dengan fakta biologi bahwa interaksi dan simbiosis antara virus dengan bakteri tidak selalu bersifat parasitisme tapi juga mutualisme dan komensalisme.

Bakteri dan Jamur, mana yang lebih dulu hadir di Bumi ini? Dilihat dari peran jamur sebagai parasit dan dekomposer, dan jika dilihat dari sisi kompleksitas, maka wajar jika kita menganggap bahwa Jamur muncul belakangan setelah Jamur. Tapi melihat fakta bahwa Bakteri memakan Jamur, maka logisnya Bakteri hadir belakangan setelah Jamur.

Arah evolusi antara Bakteri, Virus, dan Jamur bisa tumpang tindih dan membingungkan buat logika linear dan mekanis kita. 

Stabilitas Piramida Makanan

Dari sini jelas sekali terlihat ada suatu mekanisme yang membagi peran-peran setiap organisme dalam ekosistem sehingga rantai makan bisa berfungsi stabil. Apa mekanisme yang dimaksud?

Mekanisme itu tampaknya juga membatasi agar evolusi tidak mengarah kepada tampilnya konsumen yang lebih banyak dan lebih dominan daripada produsen dan tingkat konsumen di bawahnya. Kita lihat ada mekanisme yang menjaga stabilitas Piramida Makanan.

Evolusi Geologi Sebagai Platform

Tahapan itu tampaknya logis. Pada masa tertentu Bumi hanya dihuni oleh bakteri pelopor pada Bumi muda yang memiliki kondisi ekstrim. Lalu muncul Archea, dilanjutkan dengan Tanaman, Jamur, Hewan Invertebrata, selanjutnya Ikan, Amphibi, Reptil, Burung, Mamalia, dan terakhir Homo Sapiens.

Tapi temuan geologis menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati dan rantai makanan sudah ada lengkap pada lapisan geologi yang paling tua sekalipun. Ada pada setiap lapisan geologi. Sepertinya kehidupan hayati tidak hadir secara bertahap, tapi dibentuk sekaligus. Satu log atau satu paket lengkap sekaligus. Satu paket rantai makanan pada setiap ekosistem di setiap lapisan geologi. Sekalipun kemunculannya bertahap, maka tahapnya harus berlangsung cepat, sehingga lebih tepat disebut Revolusi Hayati ketimbang Evolusi Hayati.

Ini juga berarti penemuan fosil harus menyertakan gambaran tentang ekosistem di mana dia hidup pada masa dia hidup. Apakah dia hanya spesifik ada di habitat dan ekosistem itu, atau dia ada di habitat dan ekosistem lain di wilayah lain pada masa geologi yang sama? Atau mungkin dia juga bisa ada di masa geologi yang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun