Keywords: Human Rights, Conflict, Children's Rights
Â
- LATAR BELAKANG
Konflik Palestina-Israel bukan hal yang baru-baru ini mulai dibahas oleh banyak kalangan. Israel menyebut Yerusalem atau Tanah Suci sebagai ibu kota negaranya, orang-orang palestina juga menyatakan bahwa merekalah yang berhak atas tanah tersebut yang telah mereka diami selama ini, hal tersebut yang memicu konflik yang semakin alot dan menyebabkan kerugian dari kedua belah pihak yang tidak terhindarkan, mirisnya semakin banyak warga sipil menjadi korban konflik tersebut.
Secara historis semenjak tahun 1517 sampai 1917 kerajaan Turki yang menguasai Arab termasuk wilayah yang hari ini menjadi bagian dari negara Lebanon, Syria dan Palestina. Selama perang dunia pertma (1914-1918), Turki merupakan sekutu Jerman, harus menerima kekalahan mereka pada tahun 1916. Setelah kemenangan Inggris, kontrol penuh atas wilayah kekuasaan kerajaan Turki dibawah kendali Inggris, Prrancis yang merupakan sekutu Ingris dibawah perjanjian rahasia Sykes-Picot Agreement kemudian membagi wilayah Arab menjadi dua bagian. Lebanon dan Syria dibawah kekuasaan Prancis (France mandate) sementara Irak dan Palestina termasuk wilayah yang saat ini dikenal dengan negara Jordan dibawah kekuasaan Inggris.
Baik bangsa Arab maupun Yahudi sama-sama berjasa pada Inggris dalam perang dunia Isehingga Inggris berhasil mengalahkan Jerman dan Turki. Setelah perang selesai pihak Arab meminta wilayah yang dulu dikuasai Turki termasuk Palestina sepenuhnya menjadi milik Arab. Tapi pihak Yahudi juga meminta pada Inggris yang dulu menjanjikan seluruh Palestina (termasuk Jordan yang dulu belum ada) untuk diserahkan pada bangsa Yahudi, yang akhirnya tanah Palestina diberikan kepada Israel dan diakui kemerdekaannya.[1]
Â
 Dimasa modern ini orang Yahudi berhasil membangun negara Israel di Palestina, Yahudi setelah mewujudkan agenda pendirian negara Israel segera menghalau, melakukan perampasan dan terus melakukan tindakan pelangaran HAM terhadap penduduk Palestina yang merupakan Muslim yang telah tinggal lama di tanah negeri mereka. Israel melakukan pembunuhan yang membabi buta dan mengontrol penuh atas bantuan yang ingin masuk ke Palestina bagi korban perang, penduduk Palestina yang tidak bersalah terus menerus mengalami ketidakpastian untuk bertahan hidup, hal tersebut terjadi setelah negara Israel resmi berdiri, mulai terjadi dalam peristiwa Deir Yasin pada tahun 1948. Tentara Israel telah menyiksa dan membunuh laki-laki dan perempuan dewasa, remaja dan bayi, sekalipun secara keji. Semua itu untuk membuat kesan kekejaman dan keganasan mereka, dengan demikian diharapkan Palestina timbul rasa takut dan akan meninggalkan tanah kelahiran mereka, sehingga dengan demikian memperkuat jalan bagi pendudukan bangsa Israel di Tanah Palestina, khususnya di Yerussalem.[2]
Â
Salah satu konflik yang sedang menghebohkan dunia Internasional sekarang ini adalah penetapan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Yerusalem adalah kota yang terletak di persimpangan Israel dan West Bank. Lokasinya berada di antara Laut Mediterania dan Laut Mati, kira-kira 50 km sebelah tenggara ibu kota Israel, Tel Aviv. Wilayah kota ini luasnya kira-kira 123 km persegi, tetapi batas-batasnya seringkali diperselisihkan, terutama sejak pengambil alihan oleh Israel. Sementara itu, wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Jerusalem oleh orang-orang Palestina dipandang sebagai bagian dari wilayah West Bank.
Â
Komposisi Jerusalem dibagi menjadi dua bagian, Jerusalem Barat dan Timur. Jerusalem Barat hampir semua penduduknya adalah orang-orang Yahudi, yang merupakan bagian dari Israel sejak didirikan pada tahun 1948. Jerusalem Timur sebagian besar penduduknya adalah orang-orang Arab Palestina, yang pada akhir-akhir ini direkonstruksi menjadi wilayah Yahudi. Jerusalem Timur dikuasai oleh Jordania antara 1949 dan Perang Enam-Hari tahun 1967. Selama masa peperangan, Jerusalem Timur dapat diduduki Israel, dan kemudian diklaim sebagai bagian dari wilayahnya. Israel menyatakan bahwa Jerusalem merupakan ibu kotanya, tetapi orang-orang Palestina membantah pernyataan itu dan PBB pun tidak mengakuinya. Orang-orang Yahudi, Kriten, dan kaum Muslimin, yang merupakan bagian dari Abrahamic religions, mengakui bahwa Jerusalem merupakan kota suci mereka. Jerusalem memiliki situs-situs suci yang berhubungan dengan agama mereka. Sampai sekarang, Jerusalem masih menyimpan artifak-artifak sejarah yang terpelihara dengan baik. Adapun konsentrasi terbesar dari situs keagamaan dan sejarah ini berada atau terletak di Kota Tua, yang merupakan bagian dari wilayah Jerusalem Timur.