Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemuja dan Memujamu

26 Januari 2018   19:56 Diperbarui: 26 Januari 2018   20:09 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Nah kalian berdua ngobrol saja di sini dan jaga rumah selagi Ibu mau pergi," ucap ibunda Endo.

            "Tante mau pergi ke mana?" tanya Lili.

            "Biasa. Menghadiri arisan. Doakan Tante ya mudah-mudahan giliran Tante yang narik," kelakar Ibunda Endo sambil berpaling meninggalkan mereka.

            Begitu perempuan paruh baya itu pergi, kini Lili mengarahkan pandangan pada Endo yang kini sedang duduk di sebelahnya.

            "Ibu kamu orangnya ramah dan suka bercanda ya, En?"

            "Begitulah. Ibuku terkadang suka berlebihan dan itu yang membuatku kesal. Oh ya, mana buku yang kamu bawa?"

            Lili menegakkan badan sambil menurunkan ransel dari kedua pundaknya. Tangan kanannya menarik resleting seraya mengaduk isi tas. Ia mengeluarkan tiga novel yang dia bawa dari rumah.

            "Ini," kata Lili sambil mengangsurkan pada Endo. Lelaki itu menerima buku yang diberikan Lili padanya.

            "Tunggu sebentar," tahan Endo kemudian membalikkan badan meninggalkan gadis itu. Tak berselang lama, lelaki itu sudah menenteng lima novel tebal di tangan kanannya.

            "Aku harap kamu akan menyukainya." Endo meletakkan novel itu di atas meja lalu Lili mengambil buku-buku itu, memasukkannya ke dalam ransel.

            "Terimakasih, Endo tapi kalau boleh tahu di mana ayahmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun