Masih sepenggal bait puisi ditulis Lili. Banyak ide dan ekspresi ingin disampaikan perempuan itu dalam puisinya akan tetapi Lili berpikir bahwa apa yang dia tuliskan dalam puisi, melebihi dari apa yang tengah dirasakan.
*
      Endo mencurahkan ujung teko ke dalam gelas plastik sebanyak dua kali. Ia tak habis pikir tak hilang-hilang juga rasa pahit obat yang barusan diminumnya.
      "Ibu, sampai kapan aku harus meminum obat sialan ini?" tanya Endo dengan nada jengkel sambil meletakkan kembali gelas yang dia pegang di atas meja.
      Ibunda Endo hanya menatap penuh harap pada anak lelakinya. Hanya diam yang juga menjadi jawaban kedua untuk pertanyaan anaknya. Sang ibunda memilih berdoa dalam hati agar sang Tuhan sudi menurunkan mukjizat-Nya untuk kesembuhan Endo.
*
      6 November
      Lili sudah memutuskan pakaian apa yang akan dikenakan untuk bertemu dengan lelaki pujaannya, Endo. Tubuh sintalnya dibaluti kaus merah bergambar Winnie The Pooh dan celana jins pendek setengah paha. Sudah tiga kali ia mengganti pakaian demi tampil menarik di hadapan Endo dan kini ia sudah siap pergi sambil menyimpan tiga novel yang akan ditukarkan dengan Endo di dalam ranselnya.
      Lili memutar kunci sepeda motor untuk menyalakan mesinnya. Begitu deru mesin terdengar, Lili mendaratkan bokongnya di atas jok. Sebelum meninggalkan rumah, ia sudah pamit terlebih dahulu pada ibunya.Â
      Perempuan berambut kucir kuda itu sudah tiba di depan pagar besi berwarna perak. Sang tuan rumah berinisiatif menuju sumber suara yang berasal dari depan pagar rumahnya.
      "Baru datang ya, Lil?" tanya Endo.