Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemuja dan Memujamu

26 Januari 2018   19:56 Diperbarui: 26 Januari 2018   20:09 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kenapa sihdia terus-terusan mencari Endo? Dasar cewek psycho!" bisik dua orang perempuan yang berdiri 60 meter dari tempat Lili berjalan saat ini.

             Lili mendengar jelas suara bisik-bisik itu meskipun yang mereka bicarakan adalah dirinya, ia tetap memilih abai sambil berjalan menuju ruang kelasnya yang hampir sampai.

            Dalam kelas pun, konsentrasi Lili tak tertuju pada pelajaran Biologi yang dijelaskan Ibu Corry. Ia menatap lurus sambil tersenyum sendiri. Yang ada di pikirannya adalah ketika pertama kali dirinya mengenal Endo.

*

            5 November

            Lili bilang dibilang sosok gadis introvert-ekstrovert. Bisa sewaktu-waktu ia menjadi seseorang yang tertutup dan tak banyak bicara ketika mood sedang turun. Dan bisa jadi orang yang gemar bicara atau membercandai teman-temannya kalau moodsedang baik. Seperti seseorang yang terkena kelainan jiwa---kepribadian ganda. Tapi bagi teman akrab yang sudah lama mengenal Lili, ia tidak begitu.

            Suatu ketika, Lili duduk di depan taman kelas sambil fokus membaca novel di tangannya. Salah satu teman Lili, Rasya, bilang kalau Lili sedang serius, tidak boleh ada yang bisa mengganggunya. Bahkan seekor singa pun akan dimarahi kalau singa itu mencoba mengusiknya.

            Ketika Lili menikmati alur cerita dalam novelnya, tiga orang laki-laki terlibat kejar-kejaran. Ketiga lelaki itu sedang menuju ke tempat Lili. Lili menyorotkan pandangan tak senang pada para laki-laki itu.

            "Hei, kalian punya pikiran 'kan?" tanya Lili sambil menutup novelnya sebentar.

            "Apa maksudmu hah? Kau merasa sekolah ini Bapakmu? Kalau kau mau baca buku, kan bisa di perpustakaan," sanggah Farid, laki-laki berbadan bongsor. Merasa kesenangannya diusik, lelaki itu menghampiri Lili yang masih duduk dan menatap dirinya tak senang.

            Melihat situasi mulai memanas, Endo dan Richard segera turun tangan menahan Farid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun