Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemuja dan Memujamu

26 Januari 2018   19:56 Diperbarui: 26 Januari 2018   20:09 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Eh kapan-kapan kita tukaran buku yuk? Aku juga kepengen baca buku sastra luar negeri. Kamu mau nggak?" usul Lili pada Endo.

            "Boleh juga tuh. Kamu tentukan aja kapan kamu mau ke rumahku."

            "Gimana kalau kalau hari Kamis? Senin, Selasa dan Rabu aku sibuk les."

            Endo menanggapi usulan Lili dengan mengganggukkan kepala dua kali. Lili dan Endo memilih berpisah ketika lonceng masuk kelas membahana bunyinya ke seluruh penjuru sekolah. Lili melambaikan tangan kanan menandakan perpisahan walau perpisahan yang mereka akhiri hanya berlangsung sampai pulang sekolah.

            Lili terus saja berpikir mengapa hari-hari berjalan begitu lambat. Ingin rasanya dia menyudahi ceramah dan penjelasan guru lesnya agar ia cepat pulang. Bolak-balik melirik arloji yang terikat di pergelangan tangan jadi kebiasaannya semenjak dia mengenal Endo. Lelaki yang baru hari ini dikenalnya, entah kenapa bisa menyita perhatian dan hati Lili. Perempuan berambut hitam lurus itu menyempatkan membuat puisi di sela kegiatan les. Tangan kanan sudah memegang pena hitam dan di bawah tangannya ada secarik kertas kosong. Sebelum dia merangkai kata, perempuan itu memikirkan terlebih dahulu kata apa saja yang akan ditulis.

            Ke mana saja kau kucari

            Belahan utara dan selatan yang melintangi bumi tak jua ketemu

            Aku lelah dalam pencarian yang hampir kukira sia-sia

            Kumengira kau bersembunyi kar'na malumu

            Tak boleh malumu itu halangi aku 'tuk miliki

            S'bab kamulah inti dari mulut letihkulantunkanribuan doa pada Sang Kuasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun