Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Terkutuk

23 Februari 2015   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun , ia merinding mendengarkan cerita yang dituturkannya . Mungkin mimpi yang dialaminya 3 hari yang lalu adalah cuplikan pembunuhan yang dilakukan sang pelukis itu . Terbesit pertanyaan apakah yang membuat sang pelukis itu tega menghabisi wanita itu dan ia bertanya lagi pada lelaki itu .

" Tapi apa yang membuat sang pelukis itu tega membunuh wanita itu ? "

" Sang pekulis mengalami sejenis penyakit jiwa langka  - Obsesif Compulsif Disorder - gangguan otak dan perilaku di mana seseorang mengalami kecemasan yang begitu parah sampai membunuh orang lain . "

Aku menelan ludah kering mendengar penjelasan seputar penyakit jiwa yang dialami oleh sang pelukis . Ia tak menyangka ada seseorang yang terkena penyakit jiwa yan membahayakan tersebut .

" Tapi apakah anda tahu ke mana perginya lukisan - lukisan miliknya ? " sambungnya lagi .

" Lukisan - lukisan itu itu dilelang dengan harga yang murah , tapi salah satu lukisan itu s'perti membawa kutukan sendiri di dalamnya . "

" Kutukan ?! " sentakku .

" Ya . Lukisan - lukisan itu dibeli oleh sepasang suami - istri kaya .Namun , setelah dua hari mereka membeli lukisan itu , mereka meninggal dunia karena kecelakaan , sekarang aku pun bagaimana nasib lukisan - lukisan itu sekarang ... "

Jantungnya mendadak berdegup kencang . Kepalanya serasa ditimpa palu raksasa . Lukisan terkutuk itu sekarang berada di rumahnya . Ia lantas mengucapkan terimakasih pada lelaki itu dan bergegas menjauh darinya . Kini satu - satunya hal yang dapat dilakukan untuk menghentikan teror lukisan terkutuk itu adalah menghancurkannya -- sebelum semuanya berakhir .

Hari cepat berlalu . Sekarang sudah jam 10 malam . Suara kodok bergaung keras , angin malam menerpa kulitnya , membuat ia bergidik ngeri , sesuatu yang buruk pasti akan terjadi . Tapi ditepisnya semua demi mengakhiri teror yang menimpa mereka akhir - akhir ini . Ia tak mau menunggu lama - lama , semuanya harus diselesaikan .

Dirinya mengambil lukisan perempuan yang terpajang di sana dan ditatapnya lekat - lekat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun