Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Terkutuk

23 Februari 2015   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Bu-bu-bukan begitu maksudku , ta-tt-tapi ... "

" Sudahlah nak . Lebih baik , ganti bajumu , cuci muka , dan makan . Kelihatnya kamu lelah sekali hari ini . " tukas ayah sambil menaruh piring kotornya di washing plate .

Endra pun juga undur diri dari sana . Ia bingung mengapa tiba - tiba dirinya jadi gugup .  Firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi pada ayahnya , namun ia terus meyakinan dirikalau semua akan baik - baik saja -semoga saja .

Tatapan mata ayah tak bisa lepas dari dua orang yang sedang menggiring bola dalam tabung kaca itu . Jam dinding sudah menunjukkan 23 . 00 . Tak dihiraukannya lagi , dinginnya angin malam yang sudah menggelitik tengkuknya . Konsentrasinya masih terfokus dengan pertandingan bola yang terpampang di sana .

Rasa dahaga sudah menyerang kerongkongannya . Mau tak mau , ia harus pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Rasa dahaga sirna ketika air dalam gelas itu membasahi kerongkongannya , ia langsung bergegas menuju ruang tamu agar tidak ketinggalan permainan  ' cantik ' yang dibawa oleh tim bola kesayangannya itu .

Sebelum ia kembali duduk di sofa , ia mengamati sejenak lukisan itu . Wajah perempuan yang menjadi model dalam lukisan itu mengingatkan dirinya akan almarhumah istrinya yang sudah 16 tahun meninggalkan dirinya . Ia tak ingin berlama - lama mengenang nostalgia kelabunya itu , ia segera duduk di atas sofa panjang dan kembali fokus dengan tontonannya .

Tok tok tok !

Suara ketukan itu berasal dari luar . Ia tak ingin konsentrasinya terganggu gara - gara ulah orang usil yang mengetuk - ketuk pintu rumahnya .

Tok tok tok !

Dua kali suara ketukan itu mengganggu konsentrasinya . Ia yang tak tahan dengan suara itu , mendatangi pintu itu dengan perasaan dongkol . Saat ia membuka

Kosong !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun