" Ndra , menurut kamu cocoknya di mana lukisan ini diletakkan ? "
Suara ayah langsung membuyarkan lamunannya . Ia coba mengumpulkan konsentrasinya dan matanya mengedar , mencari posisi yang pas sebagaimana ayahku tanyakan tadi .
" Bagaimana kalau di sana ? "
Jari telunjuknya mengarah pada sisi kosong di sebelah kiri lukisan ksatria itu . Ayah coba meletakkan lukisan itu di sana dan - pas . Lukisan seorang perempuan cantik dan ksatria sungguh paduan yang tepat . Ia pun juga berpendapat demikian .
Endrasekali lagi memandangi lukisan perempuan yang duduk di sofa itu - ia seperti gambar tiga dimensi yang hidup . Wajah bulat dengan bola mata jernih berbinar , serta kulit kuning langsat .Betapa cantiknya perempuan itu . Tapi hanya saja ada yang aneh , warna latar belakangnya , merah -ini bukan merah biasa seperti darah yang dicampur dengan cat minyak berwarna merah .
" Ah , itu tidak mungkin . Lupakan saja . " Endra berlalu meninggalkan lukisan itu dan menuju ke kamar .
Malam sudah tiba . Sudah jam 10 malam . Dirinya masih saja berkutat dengan layar kaca laptop ku . Tugas presentasi Biologi harus ia selesaikan malam ini dan akan ditampilkan Senin esok - sepertinya , malam ini ia tidak bisa bersantai membaca novel horror yang hari jumat itu dibelinya di Siantar Plaza .
Endra mengucek - kucek matanya yang perih karena terlalu lama terpaku di layar laptop . Ia menelan ludah kering di tenggorokkandan iamerasa  kehausan . Terpaksa , ditinggalkan laptopnya sebentar untuk mengambil segelas air minum sekaligus makanan yang ada dikulkas . Sejenak , ia mengamati jam weker - 22 . 50 . Sudah jam sebelas rupanya .
Ia sudah merasa lega . Sesampainya di dapur , Endra mengambil gelas dan menuangkan air dari teko ke gelasnya . Ia langsung meminumnya dan menuangkan kembali ke gelas. Kini , ia  sudah siap kembali ke kamar dengan membawa dua potong kue bolu di tangan kanan .
Langkah kakinya terhenti . Pikirannya kembali terusik dengan perkataan tukang penjual lukisan itu . Endra ingin sekali membuktikan kebenaran kata - kata si penjual itu . Apakah ia cuma bergurau atau betul - betul serius .
Endra kembali melangkahkan kakinya ke ruang tamu . Entah kenapa perasaannya tak enak ketika dirinya hendak menuju ke sana . Nurani seakan berbisik , menyuruhnya untuk tidak pergi ke sana .Tapi sepertinya , rasa ego yang kuat t'lah mengalahkan nurani . Keingintahuannya  t'rus menuntun langkahnya ke sana .