Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Terkutuk

23 Februari 2015   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Komplek Mega Land

Jalan Kertas blok 67 A .

Ia mengucapkan terima kasih kepada perempuan itu dan menuju ke tempat parkir . Setelah dirinya membayar uang parkir , ia langsung melesat ke komplek Megaland .

Ribuan derap langkah pejalan kaki dan desauan mesin menambah keriuhan kota kecil di mana aku berada sekarang . Ini bukan pemandangan yang asing lagi baginya , namun inilah gambaran kecil kehidupan orang - orang di sana .

Ia memacu sepeda motornya kencang dan tiba juga di alamat yang tertulis dalam kertas itu . Ia bertanya - tanya pada setiap orang yang berjalan di sepanjang jalan itu untuk mencari rumah pemilik lukisan itu .

Tapi dirinya hanya melihat sebuah rumah mewah  bercat ungu bertingkat 2 yang telah dipasang garis polisi . Endra sempat ragu apakah ini alamat yang dituju dalam kertas itu , benar . Namun keraguannya hilang , ketika seseorang dari belakang mendekatinya .

" Rumah ini sudah lama disegel pihak kepolisian . " ujar lelaki berambut pendek itu .

" Anda siapa ? " tanyanya .

" Saya Kristanu , penjaga rumah ini . "

Sepintas , wajah lelaki itu tampak pucat dengan tatapan bulat memandangku . Ia agak risih dipandang seperti itu , namun dirinya bersikap biasa - biasa dan lelaki itu melanjutkan ceritanya .

" Menurut berita yang tersiar , dua hari yang lalu , di rumah ini ditemukan seorang laki - laki dan perempuan tewas mengenaskan . Mayat lelaki itu tergantung dengan seutas tali tambang di depan mayat perempuan yang tubuhnya bersimbah darah . Kuat dugaan , mayat perempuan itu sudah dibunuh oleh lelaki itu . " ujar lelaki itu datar .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun