Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tembok yang Terlalu Tinggi

21 Juni 2024   15:04 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:05 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Boleh aku lihat kartunya?" Pinta laki-laki itu. Dan Nisa menyerahkan cardlock nya.

Cowok itu melihat sekilas, dan menyerahkan lagi ke tangan Nisa.

"Pantas saja tidak bisa masuk, karena ini kartu untuk kamar sebelah. Kamu salah kamar. Yang ini kamarku. Kamar kamu ada di sebelahnya." Cowok itu menunjuk pintu sebelah. Dan Nisa dengan wajah melongo yang lucu, bergantian melihat dari kartunya dan nomer yang tertulis di sana, lalu ke pintu kamar cowok itu, dan lalu ke pintu kamarnya sendiri.

Dan wajah paham Nisa langsung tertawa. Dia menyadari kegrusa-grusuannya untuk segera masuk kamar, dan ternyata dia malah salah kamar.

"I'm sorry, I am really sorry." Ucap Nisa dengan mengatupkan tangannya.

Dan cowok tersebut tersenyum. Ada semburat menentramkan dari senyumnya. Nisa benar-benar terhipnotis oleh senyuman cowok itu, sampai dia berkata juga dengan sama merdunya.

"It's okay."

Dan kemudian untuk mengurangi rasa canggungnya, Nisa segera saja mengangguk dan berlari ke kamarya sendiri.

Esok paginya ketika sarapan di bawah, Nisa sedang menikmati makanannya dengan tenang. Lalu kemudian tanpa disangka-sangka, dia melihat cowok kamar sebelah kemarin, sedang berjalan sendirian dan mengambil makanan juga. Nisa berusaha tidak berkontak mata dengannya, karena dia masih malu dengan kejadian kemarin.

"Vino... Jangan lari-lari nak..." Ucap seorang ibu muda sambil membawa banyak makanan di tangannya. Dia berusaha mengejar anak laki-lakinya yang ada di depannya, yang sedang membawa segelas penuh jus jeruk tapi sambil berlari-lari. Agak mengkhawatirkan sebetulnya, melihat toddler seperti itu ketika lari-lari, takutnya malah...

"Aaahhhh...." Teriak Nisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun