Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tembok yang Terlalu Tinggi

21 Juni 2024   15:04 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:05 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nisa tidak bisa berkata-kata. 'Andai kamu tau Nathan, bahwa tembok diantara kita ini sangat tinggi sekali. Kamu sudah menciptakan tembok yang terlalu tinggi, bahkan aku pun gak sanggup buat melewatinya.'

Nathan masih menatap Nisa dengan pandangan yang sangat berharap.

"Hanya kamu orang yang tidak berteriak-teriak histeris ketika melihatku lewat. Dan aku ingin dekat dengan orang yang cukup melihat diriku sebagai 'hanya aku', bukan dari diriku ketika di lapangan. Jadi kamu mau ya?"

Nisa menarik nafas panjang berulang kali, namun akhirnya dia mencoba untuk memberikan Nathan kesempatan. Dia akan mencoba memanjat dan menakhlukkan tembok tinggi itu, entah dengan cara apa nanti.

"Baiklah, aku akan temani kamu semampuku. Kita jalani pelan-pelan ya."

Dan kemudian Nathan tersenyum manis sepanjang jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun