Hadits shahih li ghayrih merupakan hadits hasanlizatih yang periwayatannya lebih dari satu jalur, baik itu hanya semisal atau kuat, baik dengan maknanya yang sama atau redaksinya yang sama. Maka dalam hal ini, kedudukan hadits tersebut menjadi lebih kuat dan kualitasnya meningkat. Contoh dari Hadits shahih li ghayrih yakni sebagai berikut.Â
"Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Ahzam dan Abu Badr Abbad Ibn al-Walid keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abbad al Hunai berkata, telah menceritakan kepada kami Ali Ibn al Mubarak al-Hunai dari Ayub al-Sikhtiyani dari Khalid bin Duraik dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw.bersabda "Barangsiapa mencari ilmu untuk selain Allah, atau dengannya ia ingin mencari selain (ridhla) Allah, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka."
2. Hadits Hasan
Hadis hasan merupakan hadis yang bersambung sanadnya menggunakan periwayatan perawi yang adil dan  dabit, namun nilai kedabitannya kurang sempurna, serta selamat dari unsur syuzuz serta 'illat. Dicermati dari definisi tadi yang membedakan hadits hasan dengan hadits ahih adalah pada aspek kedabitan perawi.Â
Yang mana pada hadits hasan, dabit yang terkait menggunakan aspek tulisan serta hafalannya kurang tepat, sedangkan hadis sahih kedabitan perawi tepat. Adapun selamat dari unsur syuzuz serta 'illat. Contoh.
"Telah menceritakan kepada kami 'Ali ibn Nashr bin 'Ali telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abbad al Huna'i telah menceritakan kepada kami 'Ali ibn al-Mubarak dari Ayyub al-Sakhtiyani dari Khalid bin Duraik dari Ibn Umar dari Nabi saw.labersabda: "Barangsiapa belajar ilmu untuk selain Allah atau menginginkan selain Allah, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya (kelak) di neraka". Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan"Â
Alasan utama hadis ini dari evaluasi hadits hasan adalah terletak pada kualitas seseorang rawi yang bernama Muhammad bin 'Abbad al-Huna'i. Sebagaimana telah dipaparkan, seluruh rawi pada skema sanad di atas dinilai siqah oleh para kritikus hadis, kecuali nama Muhammad bin 'Abbad al-Huna'iÂ
yang dinilai saduq. penjelasan al-Suyuti dalam Tadrib al-Rawi, bahwa redaksi evaluasi dapat dipercaya rawi (alfaz al-ta'dil) terdapat empat tingkatan, yaitu:
1. Â siqah, mutqin, sabat, hujjah, adil-hafiz, atau dabit.
2. saduq, mahalluh al-sidq, atau la ba'sa bih.
3. syaikh.