“ya pak, ini AC ya pak?”
“ya..” tanpa menoleh sedikitpun pak kondektur meminta uang dariku, hanya sedikit aku melihat ada cacat di sebelah dahinya, agaknya dia pernah mengalami sesuatu, aku tidak pedulikan penampilan kondektur ini aku hanya sedikit minta supaya bis ini cepat ke kota J, hanya kangen dan rindu yang membuatku sedikit terhibur dalam bis yang aku tumpangi ini.
“langsung ke arah terminal J to mas kondektur”
“ya langsung ke terminal…turun mana?”
“Perempatan pelem gurih, G”
“ya boleh…” sobekan karcis itu persis di berikan padaku dan aku masukan dalam tas rangsel ini.
“terima kasih pak”
“sama-sama”
Kondektur itu meminta pada beberapa penumpang didepanku dan aku juga melihatnya para penumpang itu diminta oleh kondektur itu bayaran mereka membayar juga.
Penumpang di sebelahku coba aku bertanya lagi padanya
“Sering naik bis ini mas?”