"Nggak lah."
Pak Kirman guru wali kelasnya tumben masuk ke kelas sebelum mata pelajaran pertama dimulai.Â
"Anak-anak maaf Pak Budi tidak bisa hadir karena ada kepentingan di luar mata pelajaran. Oleh karena itu, kalian harus mengerjakan tugas matematika hari ini. Oh, ya. bapak juga akan memperkenalkan teman baru kalian. Sebentar," Pak Kirman memanggil murid baru untuk masuk memperkenalkan diri.
Gadis remaja dengan seragam abu-abu bertengger di pintu masuk membuat mata seluruh murid ternganga. Wajah putih, hidung mancung dengan gincu merah muda di bibir mungil gadis itu. Aura kecantikan bak artis luar negeri.Â
Daffa diam-diam memperhatikan tanpa kedip.Â
"Nama saya Putri Salsa pindahan dari Jakarta. Makasih," ucapnya sembari tersenyum.
Pak Kirman menyuruhnya duduk. Ternyata Daffa sudah menyediakan bangku kosong tepat di depannya. Haris mengalah duduk di belakang karena takut dengan ancaman Daffa-- takut akan bullyan-nya.
Daffa bisa mencium harum minyak wangi yang menjarah ke seluruh ruangan. Dadanya bergemuruh, Putri yang sibuk mengerjakan tugas dijahili Daffa. Ia meniup-niup rambut panjangnya.
Putri Salsa kini menengok ke belakang. Daffa mengajak berteman.
"Hai, Putri. Mau berteman denganku. Namaku Daffa."
Gadis itu hanya tersenyum menanggapinya dan kembali dengan kesibukan semula-- mengerjakan tugas matematika.