Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Menunggu Hujan Reda

25 Juni 2022   21:38 Diperbarui: 25 Juni 2022   21:47 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makasih, Daf."

"Coba buka sekarang pakai ini," Daffa sudah membawa gunting dari rumah. 

Ranum membuka perlahan paket itu dibantu oleh Daffa. Wajahnya sumringah saat tahu isinya sebuah gelang yang sama.

"Gimana? bagus kan, Num."

"Iyah, makasih ya. Yah."

"Eizz, jangan pangil Ayah, Num! Malu kalau ada yang denger."

"Tapi, kan cuma ada kita berdua."

"Rumahmu deket sini nanti ada yang kenal, bisa-bisa ketahuan sama bapakmu."

"Ih, Ayah penakut. Bapak Ranum itu baik tapi_"

"Tapi galak kan," potong Daffa.

"Nggak galak, Yah. Cuma tegas saja. Makanya Ayah kalau main ke rumah jangan ketemunya di jalan terus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun