"Makasih, Daf."
"Coba buka sekarang pakai ini," Daffa sudah membawa gunting dari rumah.Â
Ranum membuka perlahan paket itu dibantu oleh Daffa. Wajahnya sumringah saat tahu isinya sebuah gelang yang sama.
"Gimana? bagus kan, Num."
"Iyah, makasih ya. Yah."
"Eizz, jangan pangil Ayah, Num! Malu kalau ada yang denger."
"Tapi, kan cuma ada kita berdua."
"Rumahmu deket sini nanti ada yang kenal, bisa-bisa ketahuan sama bapakmu."
"Ih, Ayah penakut. Bapak Ranum itu baik tapi_"
"Tapi galak kan," potong Daffa.
"Nggak galak, Yah. Cuma tegas saja. Makanya Ayah kalau main ke rumah jangan ketemunya di jalan terus."