Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Menunggu Hujan Reda

25 Juni 2022   21:38 Diperbarui: 25 Juni 2022   21:47 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Daffa, Mamah tanya sekali lagi apa itu paket kamu?!"

Bu Tantri menaikkan volume suaranya. Daffa anak laki-laki satu-satunya sudah mulai susah diatur.

Daffa enggan mendengar kelakar sang ibu. Ia meninggalkan Bu Tantri yang hendak memberi hukuman padanya. Lari tunggang-langgang mencari tempat persembunyian.

Meskipun menahan lapar. Dia bersikeras akan pulang jika suasana rumah kembali tenang. Dia enggan mendengar kelakar sang ibu yang menusuk telinga.

Daffa dengan Toni memilih duduk di pos ronda. Menonton televisi acara kartun Spongebob. Ternyata persembunyian Daffa diketahui oleh sang ibu.

"Daffa, pulang!"

Daffa menunduk takut jika sampai bertatapan dengan bola mata Bu Tantri yang sedang menahan emosi. 

Bu Tantri menyuruh anaknya pulang untuk makan siang. Sang ibu sudah menyediakan sepiring nasi goreng untuknya. 

"Mamah sudah tahu semuanya. Mamah nggak suka kamu pacaran sama anaknya Pak Hans. Siapa itu namanya? Ranum. Daffa selesaikan dulu Sekolah kamu sampai kuliah. Kerja baru mikirin buat masa depan kamu."

"Kak Keren kan yang bilang begitu sama Mamah."

"Nggak perlu tanya dari mana Mamah tahu. Pokoknya Daffa harus nurut Mamah kalau enggak hp kamu Mamah sita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun